Tuesday, June 28, 2011

Love Is Pain Part 1

Summary : Leeteuk yang mencintai Kangin, cintanya bertepuk sebelah tangan. Kangin mencintai orang lain, tapi Leeteuk terus berusaha membuat Kangin cinta padanya. Bagaimanakah perjuangan Leeteuk untuk mendapatkan cinta Kangin?

Cast :
Park Jung Soo (Leeteuk),
Kim Youngwoon (Kangin),
Lee Donghae,
Kim Heechul,
Jung Yunho,
Hankyung (Hangeng),
Choi Siwon,
Seo Joo Hyun, and
Other Cast

Rated : T

Genre : Romance/Hurt

Caution: namjaXnamja, Yaoi.

Don't like, don't read!

P.S : DILARANG KERAS NGE-FLAME OPPADEUL SUJU!! FLAME FF AKU BOLEH!

.......
Love is Painful when someone you love doesn't love you.



*KangTeuk Couple*
Leeteuk menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Beberapa hari ini pikiraannya penat sekali, bahkan beberapa kali dia mencoba memukulkan kepalanya ke tembok, tapi selalu ditahan oleh para maid yang ada di rumahnya.

"Ugh… Wae aku selalu memikirkan Kangin-ah?" tanya Leeteuk pada dirinya sendiri sembari tangannya menjambak rambutnya.

Ya, di dalam pikirannya saat ini adalah Kangin, yang bernama lengkap Kim Youngwoon, sahabatnya, yang sekaligus-sepertinya-menjadi first love nya. Dia berjalan ke arah meja belajarnya, membuka laci meja, lalu mengambil diary-nya, dan mulai menulis perasaannya saat itu.

Kim Youngwoon a.k.a Kangin adalah teman sebangku Leeteuk ketika naik kelas 2SMA. Kangin pernah lompat kelas. Awalnya mereka cukup sulit untuk berkomunikasi, karena sebelumnya mereka tidak pernah bertemu, apalagi kenal. Tak seperti Kim Heechul, Hankyung, Siwon, Donghae, dan Yesung, Minho, dan Yunho, teman Teuk semasa 1SMP sampai SMA kini. Tapi, lambat laun, Leeteuk dan Kangin bisa berkomunikasi layaknya teman lama. Sampai akhirnya Teuk menyadari, ada perasaan aneh yang membuat pipinya merona ketika dekat Kangin.

'...You are the one, ojig nomani nesarang...~'
Ponsel Teuk berbunyi. Dilihatnya nama yang tertera di layar ponselnya, dan itu membuatnya terkejut. Dengan ragu, Leeteuk mengangkat telepon dari Kangin.

"Yo… yobosseyo," Leeteuk gugup. Dadanya berdegup kencang.

"Yosh! Hyung, aku mau main ke rumahmu sekarang. Bolehkah?" pertanyaan Kangin membuat Teuk merona, dan kaget, tentu saja.

"Yobosseyo hyung? Wae?" Kangin terdengar mencemaskan Leeteuk. Terlepas dari lamunannya, Leeteuk yang masih terkejut menjawab dengan gugup plus deg-degan.

"Ne… Kau boleh… main ke rumahku." Jawab Leeteuk singkat, padat, jelas, terjamin, bermutu *halah*. Kangin yang diseberang sana terdengar senang.

"Okay! Aku akan ke rumah hyung beberapa menit lagi. Keep waiting!"

"Ne… Bye."

PIK

Telepon diputus. Wajah Teuk merona merah. Ditatapnya diary yang sedari tadi masih terbuka, tapi dia belum menuliskan apapun.

"HAHHH…." Dia menghela nafas panjang, dan bergegas menutup diary, lalu memasukkan ke dalam laci meja belajarnya, dan menguncinya.

-Kangin's PoV-
Yes! Akhirnya! Setelah sekian lama aku ingin ke rumah Leeteuk hyung, akhirnya hari ini aku bisa ke rumahnya. Penasaran, itulah yang ada di dalam hatiku, dari aku pertama kali mendengar tentang Leeteuk hyung dari teman-temanku. Sampai sekarang.

Teman-temanku bilang, Leeteuk hyung adalah seorang yang hebat. Dia bisa melakukan apa saja jenis olahraga. Dia juga pintar, dan tentu saja kaya. Aku mendapatkan alamatnya dari temanku yang sekaligus teman dekatnya, Yunho.

"Ah. Disini rupanya rumah Teukkie hyung. Wah, besar sekali…." Aku terkagum melihat rumah Teukkie hyung yang besar. Lapangannya saja sebesar lapangan bola! Apalagi dalamnya?

Aku menekan bel rumah Teukkie hyung. Aku terkagum lagi, karena bel rumahnya Teukkie hyung adalah permainan piano yang indah.

"Nugu?" tanya seseorang dari belakang pagar.

"Chonun Kangin imnida." Jawaku sopan.

Penjaga rumah Teukkie hyung bertanya lagi, "ada apa?" dengan tatapan menyelidik.

"Aku temannya Leeteuk-sshi." Jawabku.

"Sei, dia temanku. Sudahlah, Kangin-ah, masuk." Tiba-tiba Leeteuk hyung datang dan memerintahkan satpamnya untuk menghentikan menginterogasiku, dia juga menyuruhku masuk.

Satpam bernama Sei itu membukakan pintu pagar, lalu mempersilakanku masuk. Aku menatap Leeteuk hyung yang tampak aneh.

"Hyung? Gwenchana?" tanyaku. Leeteuk hyung menggeleng sambil tersenyum. "Gwenchanayo, Kangin-ah. Ayo, ke kamarku." Ajak Leeteuk hyung sambil tersenyum. Aku hanya mengikuti, sambil menunduk.

-Kangin's PoV end-

-Author's PoV-

Leeteuk membuka pintu kamarnya, lalu dia masuk diikuti oleh Kangin. Kangin tampak kagum, bahkan dia menahan nafas saking kagumnya melihat kamar Leeteuk yang tidak seperti namja lainnya, berantakan, tapi kamar Leeteuk sangat rapi. Barang-barang Leeteuk, buku-buku, semua disusun berdasarkan abjad (kecuali tempat tidur, lemari, dan meja belajar).

"Kangin-ah," Leeteuk membuyarkan lamunan Kangin. Kangin gugup.

"M… Mwo?"

"Tak… Tak apa kok. Kangin-ah, kau suka sama siapa?" pertanyaan Leeteuk sukses membuat Kangin tidak bergeming. Dada Kangin berdebar.

"Mak… maksudmu?" tanya Kangin grogi. Leeteuk tersenyum, lalu duduk di karpet, begitupun Kangin.

"Tak ada maksud apapun. Aku hanya ingin tau. Kita kan sahabat ehehe…" Leeteuk terkekeh sambil tangannya memainkan remote AC *iseng banget Teukppa! Mending main ama author! :P –dibacok readers-*.

"Aku… entahlah, aku saat ini sedang bingung. Tapi, yang saat ini kusukai adalah… Seohyun." Jawab Kangin malu-malu. Wajahnya yang bersemu merah tampak senang dan semangat. Tapi, sebaliknya, Leeteuk langsung lemas. Terkejut karena pernyataan Kangin.

"Seo… hyun?" tanya Leeteuk lagi. Kangin mengangguk.

"Ne. Aku juga bingung, kenapa aku menyukai Seohyun. Padahal, aku tau, pasti aku tidak bisa mendapatkannya. Kalau hyung sendiri? Siapa yang kau sukai saat ini?" Kangin mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk. Dia melihat Leeteuk meneteskan air mata.

"Hiks…" Leeteuk terisak pelan. Lalu tangannya menghapus cepat air mata itu. Kangin kaget sekali. Kenapa Leeteuk nangis?

"H... Hyung? Gwenchana?" tanya Kangin panik. Leeteuk menggeleng, lalu tersenyum sedih.

"Gwenchenayo, Kangin-ah." Jawabnya. "Kangin-ah, mian, bisakah kau pulang sekarang? Untuk saat ini aku ingin sendirian dulu. Mianhaeyo. Jongmal mianhae…" lanjut Leeteuk yang membuat Kangin kaget.

"N… Ne." Akhirnya Kangin mengambil keputusan untuk pulang, membiarkan Leeteuk sendirian dulu.

Sepulangnya Kangin, Leeteuk merebahkan diri ke atas kasur. Pikirannya saat ini sedang limbung. Entah kenapa, waktu Kangin menyebutkan nama 'Seohyun' , hati Leeteuk sakit. Sangat sakit.
Leeteuk tau, Seohyun itu anak tercantik di sekolahnya -selain Jessica. Seohyun juga adalah anak Kepala Sekolah, dan satu hal lagi, Seohyun itu adalah musuhnya!

"Seohyun..." Gumam Teuk sambil mengukir senyum sarkatis di wajahnya yang tampan. Sekali lagi, Seohyun membuatnya kesal!

Besoknya...

"Annyeong~" Leeteuk masuk ke kelas dengan wajah pucat dan lemas. Heechul, dkk yang lagi main di mejanya Hankyung menoleh ke Leeteuk.

"Yo! Jungsoo! Kenapa mukamu pucat? Kau sakit?" Tanya Heechul sambil berjalan ke arah Teuk. Dia menempelkan punggung tangannya ke dahi Teuk. Leeteuk menghindar dari Heechul.

"Ya! Chullie, gwenchanayo... Sudahlah, tarik tanganmu dari dahiku!" Ujar Leeteuk. Heechul bingung.

"Wae? I think you don't health now..." Kata Heechul dg bahasa Inggris yg pas2an. Leeteuk tersenyum kecil.

"Gwenchanayo, Chullie.. Sudahlah. Tuh Hankyung mencarimu."
Heechul menengok ke arah Hankyung yang lagi serius main catur bersama Donghae. Lalu menoleh lagi ke Leeteuk.

"Kau bohong, Jung Soo. Ada apa sih?" Tanya Heechul dg sedikit memaksa. Leeteuk mengedikkan bahu dan menelungkupkan wajahnya ke lengannya, tapi tak lama, hanya beberapa menit, lalu dia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke arah toilet. Sementara itu Heechul sudah kembali ke tempat duduk Hankyung, utk ngeliat Hankyung vs Donghae main catur.

Baru dua langkah Leeteuk berjalan, tiba2 kesadarannya menjauh dan tubuhnya tumbang.

BRUK!

Hankyung, Heechul, etc yang lagi ngeliatin Hankyung main catur with Donghae nengok ke arah suara. Mereka melihat Teuk yang pingsan.

"JUNG SOO!" Teriak Heechul sambil berlari ke arah Leeteuk. Donghae dan Hankyung yang lagi main catur langsung lari ke arah Teuk. Sedangkan Kangin, dia ada di luar kelas.

-Leeteuk's PoV-

Perlahan kubuka kelopak mataku yang terpejam. Dan kulihat ada Heechul, Donghae, Yunho, Hankyung, dan err... Kangin?

"Uhk.. Ada apa ini? Aku di mana?" Tanyaku bingung sambil memperhatikan ruangan yang kutempati.

"Jung Soo, tadi kau pingsan selama 15 menit. Sekarang kau di UKS. Sudahlah, tidur dulu," Jawab Heechul sambil menyuruhku tidur. Aku menuruti saja kata2 si Cinderella satu ini.

"Ah, aku harus ikut rapat OSIS!" Tiba2 aku teringat dg rapat yang mesti aku datangi. Tapi Hankyung dan Donghae melarangku untuk bangun.

"Jangan, hyung... Kau masih sakit! Tidurlah dulu. Biar aku yang katakan ke Siwon," Kata Donghae sambil tangannya menahan lenganku. Hankyung mengangguk. Aku menggeleng cepat.

"Tidak. Aku ini ketua. Jadi aku harus pergi ke rapat itu." Aku tetap berkeras. Tiba2 tangan Kangin memegang tanganku.

"Mian, Heechul hyung, Hankyung hyung, Yunho-ah, dan Donghae-ah, bisakah kalian meninggalkan aku dan Leeteuk hyung? Mianhe., aku mau bicara sebentar pada Teukkie hyung...," kata Kangin. Heechul, Hankyung, Yunho, dan Donghae keluar dari UKS, dan kini hanya tinggal Kangin dan aku yang ada di UKS. Aku berdebar keras.

"Hyung, wae? Gwenchana? Sejak kemarin kau diam saja," tanya Kangin. Aku menggeleng.

"Gwenchanayo, Kangin-ah," jawabku singkat.

"Hyung, tentang Seohyun itu..., aku, hanya bercanda, hyung. Tadi, aku menyatakan perasaanku pada Seohyun," kata Kangin. "Dan dia menolakku..." Sebuah jeda yang cukup menyakitkan. Kangin ditolak Seohyun.

"Wae?" Aku tidak perduli dengan pernyataan Kangin. Hah! Untuk apa perduli?

"Hyung, kau kenapa? Kenapa tampaknya kau tidak suka saat aku menyebutkan nama Seohyun?"

"Aniyo, hanya saja, mungkin, jealous. Hahaha," jawabku sambil tertawa sinis. Kangin terkejut dengan tawa sinisku, karena aku tidak pernah tertawa sinis seperti itu, bahkan bersikap sinis pun tidak pernah.

"Hyung? Jealous?" Tanya Kangin. Dia tampak kebingungan. Dalam hati, aku tertawa melihat tampang bodohnya.

"Yeah. I'm jealous because S E O H Y U N!" Ujarku dengan mengeja nama 'Seohyun'. Aku menatap tajam matanya dan kutinggikan nada suaraku menjadi menantang. Dia tampak kebingungan dan merasa bersalah.

"Hyung? Mak..., maksudmu?" Tanyanya. Aku memalingkan wajah. Dasar babo! Makiku dalam hati.

"Aku menyukaimu," tiba2 saja kata2 itu terlontar dari bibirku. Aku sendiri tidak tau kenapa aku bisa mengatakan hal itu. Kututup mulutku menggunakan kedua tangan.

-Leeteuk's PoV end-

-Kangin's PoV-

Mwo? Leeteuk hyung menyukaiku? Pantas saja dia kalau mendengar nama Seohyun tampak kesal. Omo!

Kulihat Teuk hyung yang sedang menutup mulutnya dan menunduk. Aku masih belum berani berbicara apapun.

"Kangin-ah, maaf, tadi aku keceplosan," katanya. Aku tetap tidak bergeming. Masih terkejut atas pernyataannya.

"Kangin-ah?"

"Ah, n.. Ne hyung?" Aku sudah tersadar dari lamunanku. Kulihat Leeteuk hyung sedang menghela nafas panjang.

"Mianhe, tadi aku keceplosan. Aku mau keluar, yeah," kata Teukkie hyung sambil beranjak keluar UKS. Aku membiarkan Teukkie hyung keluar UKS. Sementara itu aku masih memikirkan perkataan Teukkie hyung lama.

-Kangin's PoV end-

-Author's PoV-

Leeteuk berjalan di lorong dengan cepat. Tangannya menjambak rambutnya pelan.

'Babo! Teukkie! Kau babo sekali!' Pikirnya. Berkali2 dia menabrak orang. Tapi tak dihiraukan itu. Kakinya terus melangkah tanpa tujuan. Yang ada di hatinya kini adalah, menyendiri. Ya, menyendiri, di manapun.

Belakang sekolah, hatinya tiba2 menyuruhnya untuk ke belakang sekolah.

Setelah sampai di belakang sekolah, tiba2 saja dia seperti berada pada jam 7 tadi, waktu dia pingsan.

"Aneh, kenapa ini?" Tanya Teuk pada dirinya sendiri. Dia melihat ke segala arah, dan melihat Kangin sedang bersama Seohyun sedang berjalan ke arahnya. Refleks, Leeteuk melompat ke semak2 yang ada di belakangnya.

"Seohyun-ah, saranghae," kata2 menyakitkan itu keluar dari mulut Kangin. Dan itu membuat Teuk sakit, sangat sakit.

"Mianhamnida, oppa," tolak Seohyun halus. Lalu ditinggalkannya Kangin. Leeteuk yang melihat itu tertawa pahit.

Tiba2...,

"Kangin! Cepat bantu aku!" Seru seseorang. Dari suaranya, Teuk tau, kalau itu Heechul. Suaranya tampak panik, kenapa?

"Mwo? Omo! Teukkie hyung!" Kali ini yang terdengar adalah suara panik bercampur kaget milik Kangin. Penasaran, akhirnya Leeteuk berdiri dan melihat dirinya sendiri digotong Kangin, Heechul, Hankyung, Yunho, dan Donghae. Dia juga melihat wajahnya yang -sangat- pucat.

Leeteuk berjalan menuju dirinya yang sedang digotong ke ruang UKS. Tiba2 saja dia berada di waktu sebenarnya, jam 8 pagi. Dia juga ada di belakang sekolah.

"Tadi itu..., kok bisa?" Pikirnya bingung. Kepalanya pusing sekali. Dia bahkan merasa kalau dia akan pingsan lagi. Maka itu dia memutuskan untuk tidur, walaupun dia ketua OSIS dan bisa menggunakan ruang OSIS kapan saja, untuk apa saja, tapi dia merasa kalau di belakang sekolah adalah yang paling tepat. Setelah menemukan kursi, dia duduk dan tertidur di kursi itu.

-Author's PoV End-

-Leeteuk's PoV-

Aku mengerjapkan mataku yang berat. Melihat keadaan, sepertinya sekarang sudah hampir istirahat.
Aku beranjak dan berjalan menuju toilet. Aku perlu membasuh wajah. Setelah membasuh wajah, aku bergegas ke kelas. Di kelas, semua anak tampak memperhatikanku dengan tatapan aneh.

"Psst, kok ketua OSIS bolos 2 jam pelajaran sih? Ih, ketua OSIS macam apa itu?" Kudengar suara yeoja di belakangku sedang berbisik. Perkataannya menyulut emosiku, tapi tetap kutahan.

"Eh, ketua OSIS kok seperti itu? Sudah tidak ikut pelajaran, sekarang malah pura2 belajar. Apa2an sih? Mau dilihat sebagai orang terbaik ya?" Kali ini suara namja yang kudengar. Walaupun dia berbisik, tapi aku masih bisa mendengarnya. Dan sekarang, emosiku benar2 tersulut. Aku berdiri lalu menatap yeoja dan namja yang tadi berbisik.

"Kau, kalau mau kritik, DI DEPANKU! Jangan DI BELAKANGKU! Kau juga, dasar kalian semua PENGECUT! O ya, tentang bolos itu, itu karena AKU PUSING! Toh kalian juga sering membolos, bukan? Jadi, kenapa aku TIDAK BOLEH?" Aku berkata dengan nada mematikan sambil melayangkan deathglare kearah yeoja dan namja yang tadi menjelek2anku. Mereka hanya menunduk tanpa berani membantah perkataanku.

KREK!

Kudengar suara pintu dibuka. Aku menoleh ke arah pintu dan kulihat Kangin masuk.

"Ada apa?" Tanyanya pada seorang namja yang duduk di paling depan.

"Tanyakan saja pada Leeteuk," jawab namja itu. Kangin hanya mengedikkan bahu sambil berjalan ke arahku.

"Hyung, ada apa ini?" Tanyanya padaku.

"Tidak ada!" Jawabku ketus. Aku masih emosi karena yeoja dan namja itu.
*_*
Aku berjalan ke arah lapangan parkir mobil dengan tergesa. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Padahal aku sudah harus check up pada pukul empat.

Mungkin readers bertanya kenapa aku harus check up. Ya, karena aku punya penyakit anemia. Dan tadi anemia ku kambuh.

Setelah menemukan mobilku, aku menekan tombol yang ada di kunci mobilku, lalu masuk ke dalam mobil. Aku menginjak gas keras, dan mobilku pun keluar sekolah meluncur menuju rumah sakit.

Di rumah sakit~

"Mwo? Sudah berapa kali kubilang, jangan lupa makan dan istirahat yang cukup! Tapi kau malah melanggar semua itu, dan sekarang akibatnya, anemia mu makin PARAH!" Bentak Dokter Shim. Kelihatannya beliau sudah sangat marah, karena terlihat dari wajahnya.

"M... Mianhamnida," aku menundukkan kepala. Diam2 aku memperhatikan dokter Shim yang sedang menghela nafas berat.

"Hh... Kau memang anak nakal! Angkat wajahmu, Jung Soo!" Perintah dokter Shim. Aku mengangkat wajahku.

"Anemia itu, kalau sangat parah bisa menyebabkan kanker darah. Kau mau itu?" Tanya dokter Shim dengan suara yang masih terdengar marah. Aku menggeleng.

"Kalau kau tidak mau hal itu terjadi padamu, turuti perintahku! Arra?" Suara dokter Shim melunak. Aku mengangguk cepat.

"Istirahat yang cukup, untuk dua hari ini kau sebaiknya tidak usah sekolah dulu. Jaga pola makanmu, lalu jangan terlalu memikirkan hal2 yang berat, karena itu akan membuatmu semakin lemah," kata dokter Shim lembut. Aku mengangguk sambil terus merapalkan perintah dokter Shim dalam kepalaku.
Aku melirik jam kecil yang tergeletak di meja dokter Shim. Pukul 6, dan itu berarti aku sudah harus pulang.

"Ah, dokter Shim, terimakasih atas saranmu. Mianhe, aku harus pulang." Aku meminta diri. Dokter Shim berdiri dan menjabat tanganku.

"Take care yourself, Jung Soo," katanya sebelum aku pergi.

-Leeteuk's PoV End-

-Kangin's PoV-

Aku menghela nafas. Bingung. Sikap Leeteuk hyung hari ini sangat membuatku bingung.

Aku berjalan ke arah jendela, lalu membukanya dan duduk di ambang jendela, menikmati semilir angin malam dan melamun.

"Aku menyukaimu,". Kata2 itu terus terngiang di telingaku.

"Teukkie hyung..., kenapa menyukaiku?" Tanyaku pada diri sendiri, dan malam. Tapi aku tau, tak ada yang bisa menjawab pertanyaanku kecuali Teukkie hyung sendiri.

DRRT!

DRRT!

Ponselku bergetar. Aku mengambil ponsel yang ada di atas meja belajar dan melihat siapa yang men-smsku.

From : Seobaby
Annyeong oppa, sedang apa? Um... Aku minta maaf karena tadi menolakmu. Tapi, oppa, apakah masih ada kesempatan untukku? Saranghae oppa...

Aku terkejut membaca sms dari Seohyun. Segera aku membalas sms dari Seohyun.

To : Seobaby
Sedang duduk. Gwenchana, Seohyunnie. Molla, Seohyunnie. Nado saranghae Seobaby.

Setelah membalas sms dari Seohyun, aku merebahkan diri. Kepalaku pening sekali.

-Kangin's PoV end-

-Seohyun's PoV-

Tadi aku melihat Leeteuk oppa pingsan. Bagus! Akhirnya dia sakit juga! Hahaha!

Tring Ring Ring...!

Ponselku berbunyi. Ah, pasti dari Kangin oppa! Hahaha, seandainya Kangin oppa mau jadi namjachingu ku, aku pasti bisa membuat Leeteuk oppa tambah menderita!

Aku mengambil ponselku dan membuka sms yang ternyata memang dari Kangin oppa.

From : Kangin oppa
Sedang duduk. Gwenchana, Seohyunnie. Molla, Seohyunnie. Nado saranghae Seobaby.

Bagus! Kangin oppa masih memberikanku kesempatan! Segera saja aku membalas sms dari Kangin oppa!

To : Kangin oppa
Oppa, maukah kau menjadi namjachingu ku?

Aku mengklik tombol send lalu tersenyum puas. Leeteuk oppa, akan kubuat kau menderita! Kau tak boleh senang, oppa. Khukhukhu...

Tring Ring Ring...!

Ponselku berbunyi lagi. Dengan semangat aku membuka sms yang entah dari siapa itu.

From : Kangin oppa
Ne~

Setelah membaca sms dari Kangin oppa, aku melonjak-lonjak kegirangan. Hehe... Mulai besok, apa yang akan terjadi?

-Seohyun's PoV end-

-Author's PoV-

Leeteuk mengerjapkan matanya. Setelah terjaga penuh, dia melirik jam weker. 'Jam enam,' pikirnya. "Hn... Hari ini sekolah sajalah. Toh aku masih kuat," katanya pada diri sendiri. Dia mengambil ponselnya yang ada di meja belajar dan melihat ada lima pesan masuk.

'Lima pesan? Dari siapa? Ah, nanti saja membukanya. Aku harus siap-siap,' pikirnya seraya berjalan ke arah kamar mandi.

Selesai mandi, Leeteuk membuka ponsel dan melihat sms. Dari Donghae, Yunho, Heechul, Siwon, dan Yesung. Leeteuk mulai membaca sms dari Donghae.

From : Donghae861015
Hyung, jangan kesekolah!

Alis Leeteuk bertaut, bingung dengan sms dari Donghae. Lalu dia out dari sms Donghae dan membaca sms dari Yunho.

From : YunhoHandsome (Yunho yang namain sendiri nama contact nya di ponsel Teuk)
Hyung, kau sakit kan? Jangan kesekolah dulu ya...

Leeteuk tambah bingung. Dua dongsaengnya menyuruh dirinya agar tak kesekolah. Lalu dia membaca sms dari Heechul.

From : Heechulrella
Jung Soo, kumohon jangan kesekolah dulu. Please.., kali ini menurut padaku!

Sms Heechul tambah membuat Leeteuk bingung. Kenapa tiga temannya melarangnya kesekolah?

From : Siwon OSIS
Hyung, kalau masih sakit sebaiknya jangan sekolah dulu.

From : YesungClouds
Jangan kesekolah kalau hyung tidak mau sakit! Turuti perkataanku, hyung.

Nah, sms dari Yesung membuat Leeteuk nekat ke sekolah. Dia mau tau apa yang sebenarnya terjadi. Dengan cepat dia menyambar jas sekolah dan kunci mobilnya dan mengambil roti panggangnya. Dan dengan setengah berlari, dia menuju mobilnya yang terparkir di garasi.

BRRMM!

Mesin mobil dinyalakan dan mobil Teuk meluncur keluar menuju sekolah. Tidak dipedulikannya kata hati yang menyuruhnya untuk diam di rumah.

Ketika sampai di lorong, Leeteuk melihat anak2 berdesak-desakan melihat mading. Leeteuk yang juga penasaran berjalan ke arah mading dan melihat isi mading itu.

"Ada apa sih?" Tanyanya pada salah satu siswi. Siswi itu menoleh, dan menunjuk mading yang berisi tulisan besar2 :

OUR PRINCESS SEOHYUN BE KANGIN'S YEOJACHINGU!

Leeteuk lemas melihat title berita itu. Dia menerobos keramaian para murid yang penasaran karena berita itu. Setelah bisa melihat dengan jelas, berita itu membuatnya lemas.
Kira2 seperti ini isi dari berita di mading:

OUR PRINCESS SEOHYUN BE KANGIN'S YEOJACHINGU!

Uri Princess jadian sama Kangin, kapten klub Judo!
...................................................................................................

Leeteuk langsung mundur dan berlari ke kelas. Hatinya sakit melihat huruf2 itu. Di kelas, hatinya tambah sakit karena melihat Seohyun sedang duduk di tempatnya dan dirangkul Kangin. Mereka berdua tampak mesra. Donghae yang melihat Leeteuk ada di depan kelas langsung menyeret hyungnya itu pergi.

"Kajja, hyung. Aku tak mau kau sakit lagi hanya karena si rakun itu," bisik Donghae sambil menarik tangan Leeteuk. Leeteuk menoleh terkejut ke Donghae.

"Darimana kau tau kalau...," perkataan Leeteuk terhenti. Dia ragu karena apakah dongsaengnya masih mau berteman dengannya kalau mereka tau dirinya adalah seorang yang menyukai namja.

"Kalau hyung suka sama Kangin? Itu sudah ketahuan dari sikap dan sorot matamu kepadanya kok. Tenang saja hyung, kami masih mau berteman denganmu walaupun kau menyukai namja. Dan, sebetulnya aku punya namjachingu dari kelas sebelah, namanya Eunhyuk, lalu Heechul hyung dan Hankyung hyung juga berpacaran, terus Yunho dan Jaejoong hyung berpacaran, sedangkan Yesung hyung berpacaran sama Ryeowook. Dan Siwon, dia menyukai namja pintar di kelas sebelah, Kibum," jelas Donghae yang membuat langkah Leeteuk berhenti. Apa yang sebetulnya dongsaeng2nya sembunyikan selama ini? Pantas saja dia sering melihat HaeHyuk berduaan, YunJae bermesraan, Hankyung yang selalu nempel sama Heechul, Yesung yang tiap hari makan siang dan pulang bersama Ryeowook, dan Siwon yang selalu ditemuinya di depan kelasnya kalau dia mau ke kantin. Leeteuk benar2 merasa aneh dengan semua ini.

"Hyung? Gwenchana? Astaga! Wajahmu pucat! Kita pulang sekarang!" Seru Donghae yang baru saja menyadari kalau wajah Leeteuk pucat. Leeteuk menggeleng keras kepala.

Donghae menghela nafas dan menghembuskannya lewat mulut. "Uh- ayolah, hyung. Kami tidak mau apapun terjadi padamu. Please, turuti perkataan teman2mu kali ini saja," kata Donghae memohon. Leeteuk tidak bisa melihat orang memohon, dan dia tidak sadar kalau dia mengangguk!

Donghae menarik Leeteuk ke arah parkiran. 'Setidaknya Teukkie hyung tidak perlu sakit seharian ini,' pikirnya. Setelah menemukan mobil Teuk, Donghae membukakan pintu untuk Teuk.

"Take care, hyung. Kami sungguh tidak mau melihatmu sakit." Ucapnya seraya menutup pintu dan tersenyum. Leeteuk mengangguk dan perlahan mobilnya meluncur keluar sekolah menuju rumah.

-Kangin's PoV-

Tadi aku melihat Teukkie hyung di pintu kelas. Dan aku melihatnya sedang menahan tangis. Lalu aku melihat Donghae yang menyeret Teukkie hyung keluar. Darn! Kenapa aku membuatnya menangis lagi?

"Oppaaa," kudengar suara rajukan Seohyun di telingaku. Aku menatapnya.

"Wae, Seohyunnie?" Tanyaku. Seohyun cemberut.

"Kau pasti memikirkan Leeteuk oppa! Huh!" Katanya seraya membalikkan badan, memunggungi ku.

"Hahaha, tidak kok," kataku sambil terkekeh. Aku membalikkan badannya agar dia menatapku. Saat aku hendak membalikkan badannya, aku menangkap tatapan penuh amarah dari Heechul hyung, tatapan jijik dari Yunho, tatapan datar yang membuatku grogi dari Hankyung hyung, dan tatapan menusuk dari Donghae yang baru saja datang.

TENG!

Bel sekolah berbunyi. Seohyun beranjak ke kelasnya. Sebelum itu, dia sempat mencium pipiku! "S... Seohyun-ah?" Aku meraba pipi yang tadi dia cium, lalu melihat ke arah HanChul dan YunHae. Mereka semua menatapku dengan tatapan marah, jijik, dan menusuk.

Aku berusaha tidak memperdulikan tatapan mereka dengan memfokuskan pikiranku ke novel yang kubaca. Tak lama kemudian, seonsaengnim datang dan memulai pelajaran.

-Kangin's PoV end-

-Leeteuk's PoV-

Aku berusaha memejamkan mataku, tapi tetap tidak bisa. Aku masih teringat dengan berita mading tadi. Bayangan Kangin sedang merangkul Seohyun berputar-putar di kepalaku.

Karena tak bisa tidur, akhirnya aku bangun dan berjalan ke arah perpustakaan. O ya, appaku membangun sebuah perpustakaan besar di dalam rumah, karena aku yang sangat suka membaca buku.

Aku menelusuri rak2 buku yang menjulang tinggi. Langkahku terhenti di deretan buku 'Romance/Fiction' dan mengambil sebuah buku yang berjudul 'Love Is Hurt' karya Kim Shi Ran. Tumben sekali, karena biasanya aku membaca Science Fiction.

Aku membuka lembaran pertama dan mulai membacanya. Sekitar 2 jam kemudian, aku berhenti membaca dan memandangi cover depan buku itu lama. Kisah cinta Hina yang bertepuk sebelah tangan kepada Kyousuke, lelaki yang dia suka, sangat mirip dengan keadaanku saat ini.

Hina, Kyousuke, dan Miya. Hina si yeoja malang karena harus memendam perasaannya, Kyousuke namja yang aneh, mau-maunya bersama Miya, si yeoja cantik tapi shopper holic yang bermata uang. Kisah yang sangat mirip denganku. Aku merasa mataku mulai basah.

"Hiks...," aku terisak pelan. Keadaanku saat ini mirip sekali dengan Hina, menangis di perpustakaan. Bedanya, dia yeoja dan aku namja.

Aku menghapus air mataku dan beranjak keluar. Tak lupa aku membawa novel Love Is Hurt, ingin melanjutkan lagi membaca. Saat aku hendak membuka pintu kamar, seorang maid menghampiriku.

"Permisi, ini, ada titipan untuk Tuan Muda. O ya, apa Tuan Muda mau makan? Aku membuat steak sirloin," kata maid itu sambil menyerahkan sebuah kotak yang mirip kado. Aku bingung, siapa yang memberiku? Hari ini kan bukan ulang tahunku?

"Tidak, aku nanti saja makannya. Ah, terima kasih." Ucapku lalu masuk ke dalam kamar. Maid itu mengangguk.

Di kamar, aku membuka paket dari seseorang, dan menemukan benda yang membuatku terkejut. Sepucuk surat yang berlumuran darah, serta seekor tikus yang kepalanya sudah entah kemana. Refleks aku melempar kotak itu, tapi aku mengambil suratnya.

Aku membuka surat yang sudah berlumur darah, lalu membacanya. Tulisannya pun ditulis dengan menggunakan tinta merah -atau memang darah. Dan yang paling membuatku takut, isi dari surat itu. Seperti inilah isi suratnya,

Dear Park Jung Soo.

Hahaha, sepertinya kau menderita? Syukurlah, kau terkena penyakit anemia parah. Aku harap kau segera mati!
Taukah kau? Kau SUNGGUH membuatku muak.
Well, kesombonganmu itu yang membuatku sebal! Hey, aku bisa saja mencopot jabatanmu sebagai ketua OSIS kapan saja, kalau aku mau. Dan kau patut bersyukur karena aku sama sekali tidak tertarik menjadi ketua OSIS.
Mulai sekarang, bersiaplah menerima teror dariku. Hahaha. Kau akan menderita, PARK JUNG SOO.
O ya, tentang Kangin, aku sangat gembira ketika dia bilang yang disukainya bukan kau. Aku gembira ketika melihatmu menangis, aku melonjak2 gembira.

From : Your Secret Admirer.

Tanganku gemetaran memegang surat itu. Siapakah pengirimnya? Yang jelas, dia pasti sangat membenciku dan mengetahui keadaanku saat ini.

Aku melipat surat itu dan menyimpannya di laci meja belajar. Setelah itu aku keluar karena merasa takut kalau sendirian di kamar. Sebelum keluar, aku memungut kotak yang sudah terlempar ke lantai dan tak lupa bangkai tikus itu. Meskipun jijik, aku tetap memungutnya karena tak mau ada yang tau aku diteror, walaupun hanya satu maid pun.

Aku keluar seperti maling! Setelah memastikan kalau tak ada maid di sekitar dapur, pintu belakang, aku berjalan ke sana dan membuang 'kado' itu.

-Leeteuk's PoV end-

-Seohyun's PoV-

Aku memandang wajah Leeteuk oppa yang ketakutan dengan wajah puas. Mulai sekarang, aku akan terus mengirimkan 'kado-kado manis' sampai Leeteuk oppa keluar dari sekolah atau bahkan meninggal. Hahaha.

Aku berbalik dan berjalan pulang dengan senyuman puas yang masih berkembang di wajahku. Mulai sekarang, akan ada kejadian seru apa lagi?

-Seohyun's PoV end-

-Kangin's PoV-

Aku menelusuri jalan menuju rumah dengan lesu. Istirahat tadi Heechul hyung melabrakku.

*Flashback*

"Kangin, ikut aku," kata Heechul hyung sambil menarik lenganku. Aku mengangguk dan mengikutinya.

"Wae, hyung?" Tanyaku ketika Heechul hyung sudah berhenti menarikku. Saat ini kami berdua sedang di belakang sekolah. Dia membelakangiku.

"Kau, kenapa membuat Jung Soo sakit?" Tanyanya dingin. Aku menautkan alis. Bingung.

"Maksudmu hyung?" Tanyaku balik. Heechul hyung berbalik dan menatapku tajam.

"Kau tau, kau menyakiti Jung Soo! Dengan kelakuanmu bersama nenek sihir Seohyun! Kau tau, Jung Soo terkena penyakit anemia parah karenamu! Kau, kau bukan SAHABATNYA!" Bentak Heechul hyung. Aku terbelalak. Aku sama sekali tidak tau kalau Leeteuk hyung terkena penyakit anemia parah.

"Dan, asal kau tau saja, Leeteuk sering menangis karenamu!" Bentaknya lagi. Kali ini, Heechul hyung hampir menangis saat mengatakan itu. Dia terus menunduk, tapi aku tau kalau air matanya sudah keluar.

"M.. Mianhe..., hyung...," ucapku pelan. Heechul hyung mendongak dan dapat kulihat wajahnya yang berlinang air mata.

"Maaf? Semudah itu kau minta maaf? Kau...," teriak Heechul hyung. Aku menunduk. Heechul hyung terisak.

"Hiks... Kau benar2 sialan!" Serunya sambil berlari ke lapangan. Aku mendongak dan melihat sosoknya yang sedang dipeluk Hankyung hyung.

*Flashback End*

Aku menendang-nendang kerikil kecil. Pikiranku saat ini melayang ke Leeteuk hyung. Sebegitukah jahatnya diriku? Hingga menyebabkan Leeteuk hyung menangis dan terkena penyakit anemia parah? Astaga... Apa yang telah kuperbuat?

"Oppa!" Panggil seseorang. Aku merasa familiar dengan suara ini, maka aku berbalik dan mendapati Seohyun sedang berlari kecil mengejarku.

"Wae, Seohyunnie?" Tanyaku ketika dia sudah berhenti berlari dan berjalan di sampingku. Dia menengadah dan tersenyum menatapku.

"Aniyo, oppa. Aku hanya ingin mengetahui rumahmu," katanya. Aku mengangguk. Dia menggandeng tanganku. Agresif sekali dia!

-Kangin's PoV end-

Besoknya...

-Author's PoV-

Leeteuk bersandar di kursi malas sambil membaca. Buku Love Is Hurt sudah membawanya ke dunia roman yang mengharukan. Entah sudah berapa lembar kertas tisu yang dia gunakan untuk menyeka air matanya. *oppa lebai ih -_-*

*novel mode:on*

Plakk!

Aku memegang pipiku yang ditampar Miya. Dia tersenyum menang.

"Kau ini tak pantas bersama Kyou-kun! Dasar sampah! Berhenti menyukai Kyou-kun!" Bentaknya. Aku menengadah dan menatap matanya tajam.

"Apa? Kau berani padaku, heh?" Ujarnya sambil hendak menamparku. Tangannya sudah melayang dan, hampir saja dia menamparku kalau saja Kyousuke tidak menghalanginya.

"HENTIKAN! Miya-san! Berhenti menyakitinya! Darn! Seandainya saja aku cepat menyadari kalau kau itu bukan pacar yang baik, aku pasti tidak seperti ini!" Bentak Kyousuke kepada Miya. Wajah Miya merah menahan marah.

"Kali ini aku kalah, tapi selanjutnya tidak! Ingat itu, Hina Motoyama!" Seru Miya sambil berlari. Aku dan Kyousuke menatap kepergian Miya.

*novel mode:off*

"Jung Soo!" Seorang yeoja memanggil Leeteuk. Leeteuk menoleh ke arah suara itu dan mendapat Park In Young, kakaknya sedang membawa sebuah kado.

"Wae Youngie noona?" Tanyanya. In Young menyerahkan kado itu ke Teuk. Leeteuk yang merasa mengenal kado itu, menyambar cepat dari tangan In Young. Setelah Leeteuk mengucapkan terima kasih, In Young berbalik dan kembali ke aktifitasnya, bermain bersama Chou, anjingnya.

-Author's PoV end-

-Leeteuk's PoV-

Aku melesat masuk ke dalam kamar. Tanganku gemetaran ketika memegang 'kado' itu. Dari luar, 'kado' itu memang tampak manis, tapi di dalamnya, 'kado' itu adalah nightmare bagiku! Aku tidak tau siapa yang mengirimiku paket seperti ini?

Aku membuka paket itu dengan perlahan. Dapat tercium bau amis darah yang menguar dari 'kado' itu. Aku sampai mual karenanya. Dan karena tak tahan oleh bau amis itu, aku mengambil sapu tangan yang lebar dan mengikatkannya ke hidung dan mulutku.

Setelah kotak sudah terbuka sempurna, dapat kulihat sebotol... sirup berwarna merah? Oh, bukan! I... Itu... Itu... Itu DARAH! Aku memegang leher botol dengan perasaan jijik yang sangat. Di dalam botol itu bergerak sesuatu, yang kuduga adalah belatung. OMO! Bau amis kini sudah menjadi satu ruangan!

Aku mencari botol parfum milikku. "Perfume... Perfumeee!" Seruku ketika mencari. Tapi sayang, ternyata parfumku sudah habis! Oh, bagaimana ini?

Akhirnya, aku menemukan tombol pengharum ruangan otomatis yang tertempel di dekat tempat tidurku. Aku menekan sebanyak 15 kali dan hasilnya lumayan, bisa mengurangi bau amis akibat paket itu.

Cepat-cepat aku membungkus kembali 'kado' itu. Lalu aku beranjak untuk membuang 'kado', tapi sesuatu terjatuh dari paket. Secarik kertas? Apakah ini surat teror? Ah, nanti sajalah membacanya! Yang terpenting aku harus membuang ini dan segera mandi! Seluruh tubuhku rasanya gatal sekali!

Selesai mandi, aku membuka kertas itu dan membaca surat dari si owner paket. Tulisannya kali ini memakai tinta hitam. Dan, uh, di surat itu dijelaskan isi botol yang terdapat di paket.

Kau sudah dapat paketnya? Haha. Aku tau pasti kau sangat jijik, bukan?
Isi dari botol itu adalah darah tikus yang sudah kumasukkan belatung, dsb. Kuharap kau mengira itu adalah sirup stroberi, dan kau meminumnya! Ahaha!
Kalau mau tau siapa aku, besok datang ke belakang sekolah pada saat istirahat kedua. Maka kau akan tau siapa aku. Khu khu khu...

Hatiku berdebar membaca surat itu. Lalu beranjak berdiri ke dapur untuk mengambil minum.

TBC! ^^

Akhirnya, selesai bikin 1 chapter. Di sini udah ketauan banget kalo Seo yang neror ya? hehe... ^^v

Don't forget RnR ;)

No comments:

Post a Comment