Tuesday, June 28, 2011

Love Is Pain Part 1

Summary : Leeteuk yang mencintai Kangin, cintanya bertepuk sebelah tangan. Kangin mencintai orang lain, tapi Leeteuk terus berusaha membuat Kangin cinta padanya. Bagaimanakah perjuangan Leeteuk untuk mendapatkan cinta Kangin?

Cast :
Park Jung Soo (Leeteuk),
Kim Youngwoon (Kangin),
Lee Donghae,
Kim Heechul,
Jung Yunho,
Hankyung (Hangeng),
Choi Siwon,
Seo Joo Hyun, and
Other Cast

Rated : T

Genre : Romance/Hurt

Caution: namjaXnamja, Yaoi.

Don't like, don't read!

P.S : DILARANG KERAS NGE-FLAME OPPADEUL SUJU!! FLAME FF AKU BOLEH!

.......
Love is Painful when someone you love doesn't love you.



*KangTeuk Couple*
Leeteuk menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Beberapa hari ini pikiraannya penat sekali, bahkan beberapa kali dia mencoba memukulkan kepalanya ke tembok, tapi selalu ditahan oleh para maid yang ada di rumahnya.

"Ugh… Wae aku selalu memikirkan Kangin-ah?" tanya Leeteuk pada dirinya sendiri sembari tangannya menjambak rambutnya.

Ya, di dalam pikirannya saat ini adalah Kangin, yang bernama lengkap Kim Youngwoon, sahabatnya, yang sekaligus-sepertinya-menjadi first love nya. Dia berjalan ke arah meja belajarnya, membuka laci meja, lalu mengambil diary-nya, dan mulai menulis perasaannya saat itu.

Kim Youngwoon a.k.a Kangin adalah teman sebangku Leeteuk ketika naik kelas 2SMA. Kangin pernah lompat kelas. Awalnya mereka cukup sulit untuk berkomunikasi, karena sebelumnya mereka tidak pernah bertemu, apalagi kenal. Tak seperti Kim Heechul, Hankyung, Siwon, Donghae, dan Yesung, Minho, dan Yunho, teman Teuk semasa 1SMP sampai SMA kini. Tapi, lambat laun, Leeteuk dan Kangin bisa berkomunikasi layaknya teman lama. Sampai akhirnya Teuk menyadari, ada perasaan aneh yang membuat pipinya merona ketika dekat Kangin.

'...You are the one, ojig nomani nesarang...~'
Ponsel Teuk berbunyi. Dilihatnya nama yang tertera di layar ponselnya, dan itu membuatnya terkejut. Dengan ragu, Leeteuk mengangkat telepon dari Kangin.

"Yo… yobosseyo," Leeteuk gugup. Dadanya berdegup kencang.

"Yosh! Hyung, aku mau main ke rumahmu sekarang. Bolehkah?" pertanyaan Kangin membuat Teuk merona, dan kaget, tentu saja.

"Yobosseyo hyung? Wae?" Kangin terdengar mencemaskan Leeteuk. Terlepas dari lamunannya, Leeteuk yang masih terkejut menjawab dengan gugup plus deg-degan.

"Ne… Kau boleh… main ke rumahku." Jawab Leeteuk singkat, padat, jelas, terjamin, bermutu *halah*. Kangin yang diseberang sana terdengar senang.

"Okay! Aku akan ke rumah hyung beberapa menit lagi. Keep waiting!"

"Ne… Bye."

PIK

Telepon diputus. Wajah Teuk merona merah. Ditatapnya diary yang sedari tadi masih terbuka, tapi dia belum menuliskan apapun.

"HAHHH…." Dia menghela nafas panjang, dan bergegas menutup diary, lalu memasukkan ke dalam laci meja belajarnya, dan menguncinya.

-Kangin's PoV-
Yes! Akhirnya! Setelah sekian lama aku ingin ke rumah Leeteuk hyung, akhirnya hari ini aku bisa ke rumahnya. Penasaran, itulah yang ada di dalam hatiku, dari aku pertama kali mendengar tentang Leeteuk hyung dari teman-temanku. Sampai sekarang.

Teman-temanku bilang, Leeteuk hyung adalah seorang yang hebat. Dia bisa melakukan apa saja jenis olahraga. Dia juga pintar, dan tentu saja kaya. Aku mendapatkan alamatnya dari temanku yang sekaligus teman dekatnya, Yunho.

"Ah. Disini rupanya rumah Teukkie hyung. Wah, besar sekali…." Aku terkagum melihat rumah Teukkie hyung yang besar. Lapangannya saja sebesar lapangan bola! Apalagi dalamnya?

Aku menekan bel rumah Teukkie hyung. Aku terkagum lagi, karena bel rumahnya Teukkie hyung adalah permainan piano yang indah.

"Nugu?" tanya seseorang dari belakang pagar.

"Chonun Kangin imnida." Jawaku sopan.

Penjaga rumah Teukkie hyung bertanya lagi, "ada apa?" dengan tatapan menyelidik.

"Aku temannya Leeteuk-sshi." Jawabku.

"Sei, dia temanku. Sudahlah, Kangin-ah, masuk." Tiba-tiba Leeteuk hyung datang dan memerintahkan satpamnya untuk menghentikan menginterogasiku, dia juga menyuruhku masuk.

Satpam bernama Sei itu membukakan pintu pagar, lalu mempersilakanku masuk. Aku menatap Leeteuk hyung yang tampak aneh.

"Hyung? Gwenchana?" tanyaku. Leeteuk hyung menggeleng sambil tersenyum. "Gwenchanayo, Kangin-ah. Ayo, ke kamarku." Ajak Leeteuk hyung sambil tersenyum. Aku hanya mengikuti, sambil menunduk.

-Kangin's PoV end-

-Author's PoV-

Leeteuk membuka pintu kamarnya, lalu dia masuk diikuti oleh Kangin. Kangin tampak kagum, bahkan dia menahan nafas saking kagumnya melihat kamar Leeteuk yang tidak seperti namja lainnya, berantakan, tapi kamar Leeteuk sangat rapi. Barang-barang Leeteuk, buku-buku, semua disusun berdasarkan abjad (kecuali tempat tidur, lemari, dan meja belajar).

"Kangin-ah," Leeteuk membuyarkan lamunan Kangin. Kangin gugup.

"M… Mwo?"

"Tak… Tak apa kok. Kangin-ah, kau suka sama siapa?" pertanyaan Leeteuk sukses membuat Kangin tidak bergeming. Dada Kangin berdebar.

"Mak… maksudmu?" tanya Kangin grogi. Leeteuk tersenyum, lalu duduk di karpet, begitupun Kangin.

"Tak ada maksud apapun. Aku hanya ingin tau. Kita kan sahabat ehehe…" Leeteuk terkekeh sambil tangannya memainkan remote AC *iseng banget Teukppa! Mending main ama author! :P –dibacok readers-*.

"Aku… entahlah, aku saat ini sedang bingung. Tapi, yang saat ini kusukai adalah… Seohyun." Jawab Kangin malu-malu. Wajahnya yang bersemu merah tampak senang dan semangat. Tapi, sebaliknya, Leeteuk langsung lemas. Terkejut karena pernyataan Kangin.

"Seo… hyun?" tanya Leeteuk lagi. Kangin mengangguk.

"Ne. Aku juga bingung, kenapa aku menyukai Seohyun. Padahal, aku tau, pasti aku tidak bisa mendapatkannya. Kalau hyung sendiri? Siapa yang kau sukai saat ini?" Kangin mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk. Dia melihat Leeteuk meneteskan air mata.

"Hiks…" Leeteuk terisak pelan. Lalu tangannya menghapus cepat air mata itu. Kangin kaget sekali. Kenapa Leeteuk nangis?

"H... Hyung? Gwenchana?" tanya Kangin panik. Leeteuk menggeleng, lalu tersenyum sedih.

"Gwenchenayo, Kangin-ah." Jawabnya. "Kangin-ah, mian, bisakah kau pulang sekarang? Untuk saat ini aku ingin sendirian dulu. Mianhaeyo. Jongmal mianhae…" lanjut Leeteuk yang membuat Kangin kaget.

"N… Ne." Akhirnya Kangin mengambil keputusan untuk pulang, membiarkan Leeteuk sendirian dulu.

Sepulangnya Kangin, Leeteuk merebahkan diri ke atas kasur. Pikirannya saat ini sedang limbung. Entah kenapa, waktu Kangin menyebutkan nama 'Seohyun' , hati Leeteuk sakit. Sangat sakit.
Leeteuk tau, Seohyun itu anak tercantik di sekolahnya -selain Jessica. Seohyun juga adalah anak Kepala Sekolah, dan satu hal lagi, Seohyun itu adalah musuhnya!

"Seohyun..." Gumam Teuk sambil mengukir senyum sarkatis di wajahnya yang tampan. Sekali lagi, Seohyun membuatnya kesal!

Besoknya...

"Annyeong~" Leeteuk masuk ke kelas dengan wajah pucat dan lemas. Heechul, dkk yang lagi main di mejanya Hankyung menoleh ke Leeteuk.

"Yo! Jungsoo! Kenapa mukamu pucat? Kau sakit?" Tanya Heechul sambil berjalan ke arah Teuk. Dia menempelkan punggung tangannya ke dahi Teuk. Leeteuk menghindar dari Heechul.

"Ya! Chullie, gwenchanayo... Sudahlah, tarik tanganmu dari dahiku!" Ujar Leeteuk. Heechul bingung.

"Wae? I think you don't health now..." Kata Heechul dg bahasa Inggris yg pas2an. Leeteuk tersenyum kecil.

"Gwenchanayo, Chullie.. Sudahlah. Tuh Hankyung mencarimu."
Heechul menengok ke arah Hankyung yang lagi serius main catur bersama Donghae. Lalu menoleh lagi ke Leeteuk.

"Kau bohong, Jung Soo. Ada apa sih?" Tanya Heechul dg sedikit memaksa. Leeteuk mengedikkan bahu dan menelungkupkan wajahnya ke lengannya, tapi tak lama, hanya beberapa menit, lalu dia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke arah toilet. Sementara itu Heechul sudah kembali ke tempat duduk Hankyung, utk ngeliat Hankyung vs Donghae main catur.

Baru dua langkah Leeteuk berjalan, tiba2 kesadarannya menjauh dan tubuhnya tumbang.

BRUK!

Hankyung, Heechul, etc yang lagi ngeliatin Hankyung main catur with Donghae nengok ke arah suara. Mereka melihat Teuk yang pingsan.

"JUNG SOO!" Teriak Heechul sambil berlari ke arah Leeteuk. Donghae dan Hankyung yang lagi main catur langsung lari ke arah Teuk. Sedangkan Kangin, dia ada di luar kelas.

-Leeteuk's PoV-

Perlahan kubuka kelopak mataku yang terpejam. Dan kulihat ada Heechul, Donghae, Yunho, Hankyung, dan err... Kangin?

"Uhk.. Ada apa ini? Aku di mana?" Tanyaku bingung sambil memperhatikan ruangan yang kutempati.

"Jung Soo, tadi kau pingsan selama 15 menit. Sekarang kau di UKS. Sudahlah, tidur dulu," Jawab Heechul sambil menyuruhku tidur. Aku menuruti saja kata2 si Cinderella satu ini.

"Ah, aku harus ikut rapat OSIS!" Tiba2 aku teringat dg rapat yang mesti aku datangi. Tapi Hankyung dan Donghae melarangku untuk bangun.

"Jangan, hyung... Kau masih sakit! Tidurlah dulu. Biar aku yang katakan ke Siwon," Kata Donghae sambil tangannya menahan lenganku. Hankyung mengangguk. Aku menggeleng cepat.

"Tidak. Aku ini ketua. Jadi aku harus pergi ke rapat itu." Aku tetap berkeras. Tiba2 tangan Kangin memegang tanganku.

"Mian, Heechul hyung, Hankyung hyung, Yunho-ah, dan Donghae-ah, bisakah kalian meninggalkan aku dan Leeteuk hyung? Mianhe., aku mau bicara sebentar pada Teukkie hyung...," kata Kangin. Heechul, Hankyung, Yunho, dan Donghae keluar dari UKS, dan kini hanya tinggal Kangin dan aku yang ada di UKS. Aku berdebar keras.

"Hyung, wae? Gwenchana? Sejak kemarin kau diam saja," tanya Kangin. Aku menggeleng.

"Gwenchanayo, Kangin-ah," jawabku singkat.

"Hyung, tentang Seohyun itu..., aku, hanya bercanda, hyung. Tadi, aku menyatakan perasaanku pada Seohyun," kata Kangin. "Dan dia menolakku..." Sebuah jeda yang cukup menyakitkan. Kangin ditolak Seohyun.

"Wae?" Aku tidak perduli dengan pernyataan Kangin. Hah! Untuk apa perduli?

"Hyung, kau kenapa? Kenapa tampaknya kau tidak suka saat aku menyebutkan nama Seohyun?"

"Aniyo, hanya saja, mungkin, jealous. Hahaha," jawabku sambil tertawa sinis. Kangin terkejut dengan tawa sinisku, karena aku tidak pernah tertawa sinis seperti itu, bahkan bersikap sinis pun tidak pernah.

"Hyung? Jealous?" Tanya Kangin. Dia tampak kebingungan. Dalam hati, aku tertawa melihat tampang bodohnya.

"Yeah. I'm jealous because S E O H Y U N!" Ujarku dengan mengeja nama 'Seohyun'. Aku menatap tajam matanya dan kutinggikan nada suaraku menjadi menantang. Dia tampak kebingungan dan merasa bersalah.

"Hyung? Mak..., maksudmu?" Tanyanya. Aku memalingkan wajah. Dasar babo! Makiku dalam hati.

"Aku menyukaimu," tiba2 saja kata2 itu terlontar dari bibirku. Aku sendiri tidak tau kenapa aku bisa mengatakan hal itu. Kututup mulutku menggunakan kedua tangan.

-Leeteuk's PoV end-

-Kangin's PoV-

Mwo? Leeteuk hyung menyukaiku? Pantas saja dia kalau mendengar nama Seohyun tampak kesal. Omo!

Kulihat Teuk hyung yang sedang menutup mulutnya dan menunduk. Aku masih belum berani berbicara apapun.

"Kangin-ah, maaf, tadi aku keceplosan," katanya. Aku tetap tidak bergeming. Masih terkejut atas pernyataannya.

"Kangin-ah?"

"Ah, n.. Ne hyung?" Aku sudah tersadar dari lamunanku. Kulihat Leeteuk hyung sedang menghela nafas panjang.

"Mianhe, tadi aku keceplosan. Aku mau keluar, yeah," kata Teukkie hyung sambil beranjak keluar UKS. Aku membiarkan Teukkie hyung keluar UKS. Sementara itu aku masih memikirkan perkataan Teukkie hyung lama.

-Kangin's PoV end-

-Author's PoV-

Leeteuk berjalan di lorong dengan cepat. Tangannya menjambak rambutnya pelan.

'Babo! Teukkie! Kau babo sekali!' Pikirnya. Berkali2 dia menabrak orang. Tapi tak dihiraukan itu. Kakinya terus melangkah tanpa tujuan. Yang ada di hatinya kini adalah, menyendiri. Ya, menyendiri, di manapun.

Belakang sekolah, hatinya tiba2 menyuruhnya untuk ke belakang sekolah.

Setelah sampai di belakang sekolah, tiba2 saja dia seperti berada pada jam 7 tadi, waktu dia pingsan.

"Aneh, kenapa ini?" Tanya Teuk pada dirinya sendiri. Dia melihat ke segala arah, dan melihat Kangin sedang bersama Seohyun sedang berjalan ke arahnya. Refleks, Leeteuk melompat ke semak2 yang ada di belakangnya.

"Seohyun-ah, saranghae," kata2 menyakitkan itu keluar dari mulut Kangin. Dan itu membuat Teuk sakit, sangat sakit.

"Mianhamnida, oppa," tolak Seohyun halus. Lalu ditinggalkannya Kangin. Leeteuk yang melihat itu tertawa pahit.

Tiba2...,

"Kangin! Cepat bantu aku!" Seru seseorang. Dari suaranya, Teuk tau, kalau itu Heechul. Suaranya tampak panik, kenapa?

"Mwo? Omo! Teukkie hyung!" Kali ini yang terdengar adalah suara panik bercampur kaget milik Kangin. Penasaran, akhirnya Leeteuk berdiri dan melihat dirinya sendiri digotong Kangin, Heechul, Hankyung, Yunho, dan Donghae. Dia juga melihat wajahnya yang -sangat- pucat.

Leeteuk berjalan menuju dirinya yang sedang digotong ke ruang UKS. Tiba2 saja dia berada di waktu sebenarnya, jam 8 pagi. Dia juga ada di belakang sekolah.

"Tadi itu..., kok bisa?" Pikirnya bingung. Kepalanya pusing sekali. Dia bahkan merasa kalau dia akan pingsan lagi. Maka itu dia memutuskan untuk tidur, walaupun dia ketua OSIS dan bisa menggunakan ruang OSIS kapan saja, untuk apa saja, tapi dia merasa kalau di belakang sekolah adalah yang paling tepat. Setelah menemukan kursi, dia duduk dan tertidur di kursi itu.

-Author's PoV End-

-Leeteuk's PoV-

Aku mengerjapkan mataku yang berat. Melihat keadaan, sepertinya sekarang sudah hampir istirahat.
Aku beranjak dan berjalan menuju toilet. Aku perlu membasuh wajah. Setelah membasuh wajah, aku bergegas ke kelas. Di kelas, semua anak tampak memperhatikanku dengan tatapan aneh.

"Psst, kok ketua OSIS bolos 2 jam pelajaran sih? Ih, ketua OSIS macam apa itu?" Kudengar suara yeoja di belakangku sedang berbisik. Perkataannya menyulut emosiku, tapi tetap kutahan.

"Eh, ketua OSIS kok seperti itu? Sudah tidak ikut pelajaran, sekarang malah pura2 belajar. Apa2an sih? Mau dilihat sebagai orang terbaik ya?" Kali ini suara namja yang kudengar. Walaupun dia berbisik, tapi aku masih bisa mendengarnya. Dan sekarang, emosiku benar2 tersulut. Aku berdiri lalu menatap yeoja dan namja yang tadi berbisik.

"Kau, kalau mau kritik, DI DEPANKU! Jangan DI BELAKANGKU! Kau juga, dasar kalian semua PENGECUT! O ya, tentang bolos itu, itu karena AKU PUSING! Toh kalian juga sering membolos, bukan? Jadi, kenapa aku TIDAK BOLEH?" Aku berkata dengan nada mematikan sambil melayangkan deathglare kearah yeoja dan namja yang tadi menjelek2anku. Mereka hanya menunduk tanpa berani membantah perkataanku.

KREK!

Kudengar suara pintu dibuka. Aku menoleh ke arah pintu dan kulihat Kangin masuk.

"Ada apa?" Tanyanya pada seorang namja yang duduk di paling depan.

"Tanyakan saja pada Leeteuk," jawab namja itu. Kangin hanya mengedikkan bahu sambil berjalan ke arahku.

"Hyung, ada apa ini?" Tanyanya padaku.

"Tidak ada!" Jawabku ketus. Aku masih emosi karena yeoja dan namja itu.
*_*
Aku berjalan ke arah lapangan parkir mobil dengan tergesa. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Padahal aku sudah harus check up pada pukul empat.

Mungkin readers bertanya kenapa aku harus check up. Ya, karena aku punya penyakit anemia. Dan tadi anemia ku kambuh.

Setelah menemukan mobilku, aku menekan tombol yang ada di kunci mobilku, lalu masuk ke dalam mobil. Aku menginjak gas keras, dan mobilku pun keluar sekolah meluncur menuju rumah sakit.

Di rumah sakit~

"Mwo? Sudah berapa kali kubilang, jangan lupa makan dan istirahat yang cukup! Tapi kau malah melanggar semua itu, dan sekarang akibatnya, anemia mu makin PARAH!" Bentak Dokter Shim. Kelihatannya beliau sudah sangat marah, karena terlihat dari wajahnya.

"M... Mianhamnida," aku menundukkan kepala. Diam2 aku memperhatikan dokter Shim yang sedang menghela nafas berat.

"Hh... Kau memang anak nakal! Angkat wajahmu, Jung Soo!" Perintah dokter Shim. Aku mengangkat wajahku.

"Anemia itu, kalau sangat parah bisa menyebabkan kanker darah. Kau mau itu?" Tanya dokter Shim dengan suara yang masih terdengar marah. Aku menggeleng.

"Kalau kau tidak mau hal itu terjadi padamu, turuti perintahku! Arra?" Suara dokter Shim melunak. Aku mengangguk cepat.

"Istirahat yang cukup, untuk dua hari ini kau sebaiknya tidak usah sekolah dulu. Jaga pola makanmu, lalu jangan terlalu memikirkan hal2 yang berat, karena itu akan membuatmu semakin lemah," kata dokter Shim lembut. Aku mengangguk sambil terus merapalkan perintah dokter Shim dalam kepalaku.
Aku melirik jam kecil yang tergeletak di meja dokter Shim. Pukul 6, dan itu berarti aku sudah harus pulang.

"Ah, dokter Shim, terimakasih atas saranmu. Mianhe, aku harus pulang." Aku meminta diri. Dokter Shim berdiri dan menjabat tanganku.

"Take care yourself, Jung Soo," katanya sebelum aku pergi.

-Leeteuk's PoV End-

-Kangin's PoV-

Aku menghela nafas. Bingung. Sikap Leeteuk hyung hari ini sangat membuatku bingung.

Aku berjalan ke arah jendela, lalu membukanya dan duduk di ambang jendela, menikmati semilir angin malam dan melamun.

"Aku menyukaimu,". Kata2 itu terus terngiang di telingaku.

"Teukkie hyung..., kenapa menyukaiku?" Tanyaku pada diri sendiri, dan malam. Tapi aku tau, tak ada yang bisa menjawab pertanyaanku kecuali Teukkie hyung sendiri.

DRRT!

DRRT!

Ponselku bergetar. Aku mengambil ponsel yang ada di atas meja belajar dan melihat siapa yang men-smsku.

From : Seobaby
Annyeong oppa, sedang apa? Um... Aku minta maaf karena tadi menolakmu. Tapi, oppa, apakah masih ada kesempatan untukku? Saranghae oppa...

Aku terkejut membaca sms dari Seohyun. Segera aku membalas sms dari Seohyun.

To : Seobaby
Sedang duduk. Gwenchana, Seohyunnie. Molla, Seohyunnie. Nado saranghae Seobaby.

Setelah membalas sms dari Seohyun, aku merebahkan diri. Kepalaku pening sekali.

-Kangin's PoV end-

-Seohyun's PoV-

Tadi aku melihat Leeteuk oppa pingsan. Bagus! Akhirnya dia sakit juga! Hahaha!

Tring Ring Ring...!

Ponselku berbunyi. Ah, pasti dari Kangin oppa! Hahaha, seandainya Kangin oppa mau jadi namjachingu ku, aku pasti bisa membuat Leeteuk oppa tambah menderita!

Aku mengambil ponselku dan membuka sms yang ternyata memang dari Kangin oppa.

From : Kangin oppa
Sedang duduk. Gwenchana, Seohyunnie. Molla, Seohyunnie. Nado saranghae Seobaby.

Bagus! Kangin oppa masih memberikanku kesempatan! Segera saja aku membalas sms dari Kangin oppa!

To : Kangin oppa
Oppa, maukah kau menjadi namjachingu ku?

Aku mengklik tombol send lalu tersenyum puas. Leeteuk oppa, akan kubuat kau menderita! Kau tak boleh senang, oppa. Khukhukhu...

Tring Ring Ring...!

Ponselku berbunyi lagi. Dengan semangat aku membuka sms yang entah dari siapa itu.

From : Kangin oppa
Ne~

Setelah membaca sms dari Kangin oppa, aku melonjak-lonjak kegirangan. Hehe... Mulai besok, apa yang akan terjadi?

-Seohyun's PoV end-

-Author's PoV-

Leeteuk mengerjapkan matanya. Setelah terjaga penuh, dia melirik jam weker. 'Jam enam,' pikirnya. "Hn... Hari ini sekolah sajalah. Toh aku masih kuat," katanya pada diri sendiri. Dia mengambil ponselnya yang ada di meja belajar dan melihat ada lima pesan masuk.

'Lima pesan? Dari siapa? Ah, nanti saja membukanya. Aku harus siap-siap,' pikirnya seraya berjalan ke arah kamar mandi.

Selesai mandi, Leeteuk membuka ponsel dan melihat sms. Dari Donghae, Yunho, Heechul, Siwon, dan Yesung. Leeteuk mulai membaca sms dari Donghae.

From : Donghae861015
Hyung, jangan kesekolah!

Alis Leeteuk bertaut, bingung dengan sms dari Donghae. Lalu dia out dari sms Donghae dan membaca sms dari Yunho.

From : YunhoHandsome (Yunho yang namain sendiri nama contact nya di ponsel Teuk)
Hyung, kau sakit kan? Jangan kesekolah dulu ya...

Leeteuk tambah bingung. Dua dongsaengnya menyuruh dirinya agar tak kesekolah. Lalu dia membaca sms dari Heechul.

From : Heechulrella
Jung Soo, kumohon jangan kesekolah dulu. Please.., kali ini menurut padaku!

Sms Heechul tambah membuat Leeteuk bingung. Kenapa tiga temannya melarangnya kesekolah?

From : Siwon OSIS
Hyung, kalau masih sakit sebaiknya jangan sekolah dulu.

From : YesungClouds
Jangan kesekolah kalau hyung tidak mau sakit! Turuti perkataanku, hyung.

Nah, sms dari Yesung membuat Leeteuk nekat ke sekolah. Dia mau tau apa yang sebenarnya terjadi. Dengan cepat dia menyambar jas sekolah dan kunci mobilnya dan mengambil roti panggangnya. Dan dengan setengah berlari, dia menuju mobilnya yang terparkir di garasi.

BRRMM!

Mesin mobil dinyalakan dan mobil Teuk meluncur keluar menuju sekolah. Tidak dipedulikannya kata hati yang menyuruhnya untuk diam di rumah.

Ketika sampai di lorong, Leeteuk melihat anak2 berdesak-desakan melihat mading. Leeteuk yang juga penasaran berjalan ke arah mading dan melihat isi mading itu.

"Ada apa sih?" Tanyanya pada salah satu siswi. Siswi itu menoleh, dan menunjuk mading yang berisi tulisan besar2 :

OUR PRINCESS SEOHYUN BE KANGIN'S YEOJACHINGU!

Leeteuk lemas melihat title berita itu. Dia menerobos keramaian para murid yang penasaran karena berita itu. Setelah bisa melihat dengan jelas, berita itu membuatnya lemas.
Kira2 seperti ini isi dari berita di mading:

OUR PRINCESS SEOHYUN BE KANGIN'S YEOJACHINGU!

Uri Princess jadian sama Kangin, kapten klub Judo!
...................................................................................................

Leeteuk langsung mundur dan berlari ke kelas. Hatinya sakit melihat huruf2 itu. Di kelas, hatinya tambah sakit karena melihat Seohyun sedang duduk di tempatnya dan dirangkul Kangin. Mereka berdua tampak mesra. Donghae yang melihat Leeteuk ada di depan kelas langsung menyeret hyungnya itu pergi.

"Kajja, hyung. Aku tak mau kau sakit lagi hanya karena si rakun itu," bisik Donghae sambil menarik tangan Leeteuk. Leeteuk menoleh terkejut ke Donghae.

"Darimana kau tau kalau...," perkataan Leeteuk terhenti. Dia ragu karena apakah dongsaengnya masih mau berteman dengannya kalau mereka tau dirinya adalah seorang yang menyukai namja.

"Kalau hyung suka sama Kangin? Itu sudah ketahuan dari sikap dan sorot matamu kepadanya kok. Tenang saja hyung, kami masih mau berteman denganmu walaupun kau menyukai namja. Dan, sebetulnya aku punya namjachingu dari kelas sebelah, namanya Eunhyuk, lalu Heechul hyung dan Hankyung hyung juga berpacaran, terus Yunho dan Jaejoong hyung berpacaran, sedangkan Yesung hyung berpacaran sama Ryeowook. Dan Siwon, dia menyukai namja pintar di kelas sebelah, Kibum," jelas Donghae yang membuat langkah Leeteuk berhenti. Apa yang sebetulnya dongsaeng2nya sembunyikan selama ini? Pantas saja dia sering melihat HaeHyuk berduaan, YunJae bermesraan, Hankyung yang selalu nempel sama Heechul, Yesung yang tiap hari makan siang dan pulang bersama Ryeowook, dan Siwon yang selalu ditemuinya di depan kelasnya kalau dia mau ke kantin. Leeteuk benar2 merasa aneh dengan semua ini.

"Hyung? Gwenchana? Astaga! Wajahmu pucat! Kita pulang sekarang!" Seru Donghae yang baru saja menyadari kalau wajah Leeteuk pucat. Leeteuk menggeleng keras kepala.

Donghae menghela nafas dan menghembuskannya lewat mulut. "Uh- ayolah, hyung. Kami tidak mau apapun terjadi padamu. Please, turuti perkataan teman2mu kali ini saja," kata Donghae memohon. Leeteuk tidak bisa melihat orang memohon, dan dia tidak sadar kalau dia mengangguk!

Donghae menarik Leeteuk ke arah parkiran. 'Setidaknya Teukkie hyung tidak perlu sakit seharian ini,' pikirnya. Setelah menemukan mobil Teuk, Donghae membukakan pintu untuk Teuk.

"Take care, hyung. Kami sungguh tidak mau melihatmu sakit." Ucapnya seraya menutup pintu dan tersenyum. Leeteuk mengangguk dan perlahan mobilnya meluncur keluar sekolah menuju rumah.

-Kangin's PoV-

Tadi aku melihat Teukkie hyung di pintu kelas. Dan aku melihatnya sedang menahan tangis. Lalu aku melihat Donghae yang menyeret Teukkie hyung keluar. Darn! Kenapa aku membuatnya menangis lagi?

"Oppaaa," kudengar suara rajukan Seohyun di telingaku. Aku menatapnya.

"Wae, Seohyunnie?" Tanyaku. Seohyun cemberut.

"Kau pasti memikirkan Leeteuk oppa! Huh!" Katanya seraya membalikkan badan, memunggungi ku.

"Hahaha, tidak kok," kataku sambil terkekeh. Aku membalikkan badannya agar dia menatapku. Saat aku hendak membalikkan badannya, aku menangkap tatapan penuh amarah dari Heechul hyung, tatapan jijik dari Yunho, tatapan datar yang membuatku grogi dari Hankyung hyung, dan tatapan menusuk dari Donghae yang baru saja datang.

TENG!

Bel sekolah berbunyi. Seohyun beranjak ke kelasnya. Sebelum itu, dia sempat mencium pipiku! "S... Seohyun-ah?" Aku meraba pipi yang tadi dia cium, lalu melihat ke arah HanChul dan YunHae. Mereka semua menatapku dengan tatapan marah, jijik, dan menusuk.

Aku berusaha tidak memperdulikan tatapan mereka dengan memfokuskan pikiranku ke novel yang kubaca. Tak lama kemudian, seonsaengnim datang dan memulai pelajaran.

-Kangin's PoV end-

-Leeteuk's PoV-

Aku berusaha memejamkan mataku, tapi tetap tidak bisa. Aku masih teringat dengan berita mading tadi. Bayangan Kangin sedang merangkul Seohyun berputar-putar di kepalaku.

Karena tak bisa tidur, akhirnya aku bangun dan berjalan ke arah perpustakaan. O ya, appaku membangun sebuah perpustakaan besar di dalam rumah, karena aku yang sangat suka membaca buku.

Aku menelusuri rak2 buku yang menjulang tinggi. Langkahku terhenti di deretan buku 'Romance/Fiction' dan mengambil sebuah buku yang berjudul 'Love Is Hurt' karya Kim Shi Ran. Tumben sekali, karena biasanya aku membaca Science Fiction.

Aku membuka lembaran pertama dan mulai membacanya. Sekitar 2 jam kemudian, aku berhenti membaca dan memandangi cover depan buku itu lama. Kisah cinta Hina yang bertepuk sebelah tangan kepada Kyousuke, lelaki yang dia suka, sangat mirip dengan keadaanku saat ini.

Hina, Kyousuke, dan Miya. Hina si yeoja malang karena harus memendam perasaannya, Kyousuke namja yang aneh, mau-maunya bersama Miya, si yeoja cantik tapi shopper holic yang bermata uang. Kisah yang sangat mirip denganku. Aku merasa mataku mulai basah.

"Hiks...," aku terisak pelan. Keadaanku saat ini mirip sekali dengan Hina, menangis di perpustakaan. Bedanya, dia yeoja dan aku namja.

Aku menghapus air mataku dan beranjak keluar. Tak lupa aku membawa novel Love Is Hurt, ingin melanjutkan lagi membaca. Saat aku hendak membuka pintu kamar, seorang maid menghampiriku.

"Permisi, ini, ada titipan untuk Tuan Muda. O ya, apa Tuan Muda mau makan? Aku membuat steak sirloin," kata maid itu sambil menyerahkan sebuah kotak yang mirip kado. Aku bingung, siapa yang memberiku? Hari ini kan bukan ulang tahunku?

"Tidak, aku nanti saja makannya. Ah, terima kasih." Ucapku lalu masuk ke dalam kamar. Maid itu mengangguk.

Di kamar, aku membuka paket dari seseorang, dan menemukan benda yang membuatku terkejut. Sepucuk surat yang berlumuran darah, serta seekor tikus yang kepalanya sudah entah kemana. Refleks aku melempar kotak itu, tapi aku mengambil suratnya.

Aku membuka surat yang sudah berlumur darah, lalu membacanya. Tulisannya pun ditulis dengan menggunakan tinta merah -atau memang darah. Dan yang paling membuatku takut, isi dari surat itu. Seperti inilah isi suratnya,

Dear Park Jung Soo.

Hahaha, sepertinya kau menderita? Syukurlah, kau terkena penyakit anemia parah. Aku harap kau segera mati!
Taukah kau? Kau SUNGGUH membuatku muak.
Well, kesombonganmu itu yang membuatku sebal! Hey, aku bisa saja mencopot jabatanmu sebagai ketua OSIS kapan saja, kalau aku mau. Dan kau patut bersyukur karena aku sama sekali tidak tertarik menjadi ketua OSIS.
Mulai sekarang, bersiaplah menerima teror dariku. Hahaha. Kau akan menderita, PARK JUNG SOO.
O ya, tentang Kangin, aku sangat gembira ketika dia bilang yang disukainya bukan kau. Aku gembira ketika melihatmu menangis, aku melonjak2 gembira.

From : Your Secret Admirer.

Tanganku gemetaran memegang surat itu. Siapakah pengirimnya? Yang jelas, dia pasti sangat membenciku dan mengetahui keadaanku saat ini.

Aku melipat surat itu dan menyimpannya di laci meja belajar. Setelah itu aku keluar karena merasa takut kalau sendirian di kamar. Sebelum keluar, aku memungut kotak yang sudah terlempar ke lantai dan tak lupa bangkai tikus itu. Meskipun jijik, aku tetap memungutnya karena tak mau ada yang tau aku diteror, walaupun hanya satu maid pun.

Aku keluar seperti maling! Setelah memastikan kalau tak ada maid di sekitar dapur, pintu belakang, aku berjalan ke sana dan membuang 'kado' itu.

-Leeteuk's PoV end-

-Seohyun's PoV-

Aku memandang wajah Leeteuk oppa yang ketakutan dengan wajah puas. Mulai sekarang, aku akan terus mengirimkan 'kado-kado manis' sampai Leeteuk oppa keluar dari sekolah atau bahkan meninggal. Hahaha.

Aku berbalik dan berjalan pulang dengan senyuman puas yang masih berkembang di wajahku. Mulai sekarang, akan ada kejadian seru apa lagi?

-Seohyun's PoV end-

-Kangin's PoV-

Aku menelusuri jalan menuju rumah dengan lesu. Istirahat tadi Heechul hyung melabrakku.

*Flashback*

"Kangin, ikut aku," kata Heechul hyung sambil menarik lenganku. Aku mengangguk dan mengikutinya.

"Wae, hyung?" Tanyaku ketika Heechul hyung sudah berhenti menarikku. Saat ini kami berdua sedang di belakang sekolah. Dia membelakangiku.

"Kau, kenapa membuat Jung Soo sakit?" Tanyanya dingin. Aku menautkan alis. Bingung.

"Maksudmu hyung?" Tanyaku balik. Heechul hyung berbalik dan menatapku tajam.

"Kau tau, kau menyakiti Jung Soo! Dengan kelakuanmu bersama nenek sihir Seohyun! Kau tau, Jung Soo terkena penyakit anemia parah karenamu! Kau, kau bukan SAHABATNYA!" Bentak Heechul hyung. Aku terbelalak. Aku sama sekali tidak tau kalau Leeteuk hyung terkena penyakit anemia parah.

"Dan, asal kau tau saja, Leeteuk sering menangis karenamu!" Bentaknya lagi. Kali ini, Heechul hyung hampir menangis saat mengatakan itu. Dia terus menunduk, tapi aku tau kalau air matanya sudah keluar.

"M.. Mianhe..., hyung...," ucapku pelan. Heechul hyung mendongak dan dapat kulihat wajahnya yang berlinang air mata.

"Maaf? Semudah itu kau minta maaf? Kau...," teriak Heechul hyung. Aku menunduk. Heechul hyung terisak.

"Hiks... Kau benar2 sialan!" Serunya sambil berlari ke lapangan. Aku mendongak dan melihat sosoknya yang sedang dipeluk Hankyung hyung.

*Flashback End*

Aku menendang-nendang kerikil kecil. Pikiranku saat ini melayang ke Leeteuk hyung. Sebegitukah jahatnya diriku? Hingga menyebabkan Leeteuk hyung menangis dan terkena penyakit anemia parah? Astaga... Apa yang telah kuperbuat?

"Oppa!" Panggil seseorang. Aku merasa familiar dengan suara ini, maka aku berbalik dan mendapati Seohyun sedang berlari kecil mengejarku.

"Wae, Seohyunnie?" Tanyaku ketika dia sudah berhenti berlari dan berjalan di sampingku. Dia menengadah dan tersenyum menatapku.

"Aniyo, oppa. Aku hanya ingin mengetahui rumahmu," katanya. Aku mengangguk. Dia menggandeng tanganku. Agresif sekali dia!

-Kangin's PoV end-

Besoknya...

-Author's PoV-

Leeteuk bersandar di kursi malas sambil membaca. Buku Love Is Hurt sudah membawanya ke dunia roman yang mengharukan. Entah sudah berapa lembar kertas tisu yang dia gunakan untuk menyeka air matanya. *oppa lebai ih -_-*

*novel mode:on*

Plakk!

Aku memegang pipiku yang ditampar Miya. Dia tersenyum menang.

"Kau ini tak pantas bersama Kyou-kun! Dasar sampah! Berhenti menyukai Kyou-kun!" Bentaknya. Aku menengadah dan menatap matanya tajam.

"Apa? Kau berani padaku, heh?" Ujarnya sambil hendak menamparku. Tangannya sudah melayang dan, hampir saja dia menamparku kalau saja Kyousuke tidak menghalanginya.

"HENTIKAN! Miya-san! Berhenti menyakitinya! Darn! Seandainya saja aku cepat menyadari kalau kau itu bukan pacar yang baik, aku pasti tidak seperti ini!" Bentak Kyousuke kepada Miya. Wajah Miya merah menahan marah.

"Kali ini aku kalah, tapi selanjutnya tidak! Ingat itu, Hina Motoyama!" Seru Miya sambil berlari. Aku dan Kyousuke menatap kepergian Miya.

*novel mode:off*

"Jung Soo!" Seorang yeoja memanggil Leeteuk. Leeteuk menoleh ke arah suara itu dan mendapat Park In Young, kakaknya sedang membawa sebuah kado.

"Wae Youngie noona?" Tanyanya. In Young menyerahkan kado itu ke Teuk. Leeteuk yang merasa mengenal kado itu, menyambar cepat dari tangan In Young. Setelah Leeteuk mengucapkan terima kasih, In Young berbalik dan kembali ke aktifitasnya, bermain bersama Chou, anjingnya.

-Author's PoV end-

-Leeteuk's PoV-

Aku melesat masuk ke dalam kamar. Tanganku gemetaran ketika memegang 'kado' itu. Dari luar, 'kado' itu memang tampak manis, tapi di dalamnya, 'kado' itu adalah nightmare bagiku! Aku tidak tau siapa yang mengirimiku paket seperti ini?

Aku membuka paket itu dengan perlahan. Dapat tercium bau amis darah yang menguar dari 'kado' itu. Aku sampai mual karenanya. Dan karena tak tahan oleh bau amis itu, aku mengambil sapu tangan yang lebar dan mengikatkannya ke hidung dan mulutku.

Setelah kotak sudah terbuka sempurna, dapat kulihat sebotol... sirup berwarna merah? Oh, bukan! I... Itu... Itu... Itu DARAH! Aku memegang leher botol dengan perasaan jijik yang sangat. Di dalam botol itu bergerak sesuatu, yang kuduga adalah belatung. OMO! Bau amis kini sudah menjadi satu ruangan!

Aku mencari botol parfum milikku. "Perfume... Perfumeee!" Seruku ketika mencari. Tapi sayang, ternyata parfumku sudah habis! Oh, bagaimana ini?

Akhirnya, aku menemukan tombol pengharum ruangan otomatis yang tertempel di dekat tempat tidurku. Aku menekan sebanyak 15 kali dan hasilnya lumayan, bisa mengurangi bau amis akibat paket itu.

Cepat-cepat aku membungkus kembali 'kado' itu. Lalu aku beranjak untuk membuang 'kado', tapi sesuatu terjatuh dari paket. Secarik kertas? Apakah ini surat teror? Ah, nanti sajalah membacanya! Yang terpenting aku harus membuang ini dan segera mandi! Seluruh tubuhku rasanya gatal sekali!

Selesai mandi, aku membuka kertas itu dan membaca surat dari si owner paket. Tulisannya kali ini memakai tinta hitam. Dan, uh, di surat itu dijelaskan isi botol yang terdapat di paket.

Kau sudah dapat paketnya? Haha. Aku tau pasti kau sangat jijik, bukan?
Isi dari botol itu adalah darah tikus yang sudah kumasukkan belatung, dsb. Kuharap kau mengira itu adalah sirup stroberi, dan kau meminumnya! Ahaha!
Kalau mau tau siapa aku, besok datang ke belakang sekolah pada saat istirahat kedua. Maka kau akan tau siapa aku. Khu khu khu...

Hatiku berdebar membaca surat itu. Lalu beranjak berdiri ke dapur untuk mengambil minum.

TBC! ^^

Akhirnya, selesai bikin 1 chapter. Di sini udah ketauan banget kalo Seo yang neror ya? hehe... ^^v

Don't forget RnR ;)

Thursday, June 2, 2011

Infinite - Nothing's Over

Annyeonghaseyo!! ^^ kali ini aku lagi suka lagunya Infinite - Nothing's Over. Lagunya keren, sih! hehe.. O ya, aku mau nge-share lirik lagunya deh!

Cekidott!! \^o^/

Infinite - Nothing's Over


Niga meoreojinda meolli jeomi doenda
Bareul tteji motae maeumman dwijjocha ttara ganda
Naneun ajiginde byeonmyeongdo motaenneunde
Han bal mulleoseoseo goodbye (goodbye)
Aju jamsiman nan goodbye (goodbye)
Nothing’s over (Nothing’s over)
Nothing’s over (Nothing’s over)

Nothing’s over jumuneul oewo naege
Ttan nom mannamyeon andwae
Beolsseo geureomyeon andwae
Ajigeun kkeutnange aniya (kkeutnange aniya)
Aeol bonaen jeok eobseo

I think about you
All day long jamsippunin eodumsogeseo jocha neolchaja hemeyeo
Dachilppunin gamjeongsogeseo nal
Chajawa gamssaandeon ttatteutan neoui mellodi
I hear that never forger you I ll find my baby

Nothing’s over (Nothing’s over)
Nothing’s over (Nothing’s over)
Nothing’s over jumuneul oewo naege
Ttan nom mannamyeon andwae
Beolsseo geureomyeon andwae
Ajigeun kkeutnange aniya (kkeutnange aniya)
Neol bonaen jeok eobseo

Uri cheoeum bwatdeonnal neomuna tteollyeonna
Niga naege haetdeonmal babo cheoreom mideunna
Nisaenggage jam mosi rudeon damirudeon nal anajwo
Imi meoreojyeo beoryeodo naranajwo

Heeojil su do isseo
Geurae geureol su isseo
Hajiman ireoken aniya (ireoken aniya)
Nan kkeutnael su eobseo
Ttan nom mannamyeon andwae
Beolsseo geureomyeon andwae
Ajigeun kkeutnange aniya (kkeutnange aniya)
Naegen neoppunya

Saturday, May 21, 2011

FF :: Please Come Back To Me (One Shoot FF)

Summary: Songhee yang diputusin Sungmin, masih menyukai Sungmin. Tapi perlahan, rasa sukanya pada Sungmin menghilang dan dia menyukai orang lain. Sementara itu, Sungmin yang kehilangan arah tanpa Songhee berusaha membuat Songhee menjadi miliknya kembali.

Cast:
Kim Songhee
Kim Heechul
Lee Sungmin
Kim Youngwoon (Kangin)
Kim Jongwoon (Yesung)
Choi Siwon

Author : Ren-chan (Syifa Chairannisa)

Fanfic one shoot gaje, aneh, etc.

Genre romance, terus gatau lagi *GUBRAK*

DON'T LIKE, DON'T READ!!!

______________________________________________________________________________________________________________

Seorang yeoja berjalan menembus dinginnya musim dingin di Seoul. Meskipun sweater sudah dia pakai, serta penutup kepala dan sarung tangan rajut, hal itu tidak bisa membuatnya hangat.

Dan nama yeoja itu adalah Kim Songhee. Seorang yeoja menawan, dengan wajah yang cantik, serta perilaku lemah lembut dan tenang, yang membuat dirinya selalu jadi pusat perhatian, dikarenakan sifatnya feminim.

Tapi, sekarang ini dia merasa sangat kesepian. Hatinya hancur, sakit.

*Flashback*
"Songhee, aku ingin kita putus..." seorang namja aegyo bermata kelinci itu berkata dengan pelan, sangat pelan. Namun Songhee masih bisa mendengarnya.

"Oppa, waeyo?" Songhee bertanya tenang, tapi itu di luar, sementara itu di dalam hatinya, serasa ada ombak besar memporak-porandakan isi hatinya.

"Mianhaeyo, Songhee-ah... Tapi, kurasa aku tidak mencintaimu lagi...Mianhae..." Namja itu menundukkan kepalanya. Songhee menatap namja itu dengan seulas senyum kecewa+sedih.

"Sungmin oppa, kalau itu maumu, baiklah... Tapi, kumohon kau cari perempuan yang lebih baik dariku, jangan yang lebih buruk." Setelah mengatakan itu, Songhee beranjak dari tempat duduknya, dan berjalan keluar kafe. Saat itu dia sedang di sebuah kafe bergaya Inggris.

Sungmin mendongakkan kepalanya, hendak menahan Songhee pergi. Tapi terlambat, Songhee sudah pergi.

"Mianhae, Songhee-ah..." Gumam Sungmin, lalu meninggalkan tempat itu.
*Flashback End*

"Songhee, Kim Songhee," panggil seorang yeoja yang wajahnya tak kalah cantik dengan Songhee, eh, sepertinya dia bukan seorang yeoja!?

"Ah, waeyo Heechul oppa?" tanya Songhee setelah tersadar dari lamunannya.

"Nothing. Songhee-ah, kudengar kau putus dengan Sungmin-ah?" Tanya Heechul balik. Songhee mengangguk pelan.

Kim Heechul, seorang namja cantik yang sering dikira yeoja itu menatap Songhee dengan mata yang membulat sempurna. Bagaimana mungkin Sungmin memutuskan Songhee yang-sebetulnya-dia sukai ini??!

"Otokhe?? Bagaimana bisa dia memutuskanmu??" Heechul terperangah saat mendengar jawaban Songhee.

"Dia... Sungmin oppa bilang, dia tidak mencintaiku lagi..." Songhee berkata pelan. Kepalanya menunduk, takut air matanya keluar, dan Heechul melihatnya.

"Songhee-ah, gwenchana?"

"Gwenchanayo, oppa... Oppa, mianhae, aku harus ke toilet." Songhee beranjak dari tempat duduknya dan langsung berlari ke arah toilet.

'Songhee-ah, seandainya kau tau, aku mencintaimu. Lebih, daripada Sungmin...'

oOo

Songhee mengusap air matanya yang terjatuh cepat dan membasuh wajahnya. Lalu keluar dari toilet. Saat di luar toilet, dia berpapasan dengan Sungmin.

"Songhee-ah," sapa Sungmin sambil tersenyum. Songhee hanya menyapa tanpa ada senyum yang terukir di bibirnya.

"Annyeong. Mian, permisi, aku harus ke kelas," sapa Songhee balik sambil hendak berjalan ke arah kelas. Tapi Sungmin menahan tangannya.

"Songhee-ah, gwenchana? Apakah kau marah padaku? Mianhaeyo, Songhee-ah.. Mianhae...."

"Ani, oppa, aku harus ke kelas sekarang. Bisakah kau lepaskan tanganmu dari tanganku?" Menyadari Songhee tampak menolaknya, Sungmin melepaskan genggamannya pada pergelangan tangan Songhee.

'Songhee-ah, apa aku masih mencintaimu?' Sungmin tenggelam pada lamunan panjangnya.

oOo

"Songhee-ah, gwenchana? Kau kemana saja? Lama sekali. Untung Siwon seonsaengnim belum datang!" Ucap Heechul saat Songhee sudah kembali ke kelas.

"Gwenchanayo, oppa.. Oppa, tadi... aku bertemu dengan Sungmin oppa," kata Songhee. Heechul kaget.

"Mwo? Lalu?"

"Sungmin oppa hanya menyapaku, dia juga menahan tanganku. Apa mungkin.... Dia masih mencintaiku?" Songhee tersenyum kecil. Heechul menggelengkan kepala.

"Aniyo, Songhee-ah. Kau tidak bisa berdiam diri terus! Cepat tanyakan hal itu pada Sungmin-ah!" Kata Heechul. Songhee mengedikkan bahu.

"Tapi, aku merasa tidak mencintai Sungmin oppa lagi," kata Songhee. Heechul terbelalak.

"Mwo??? Wae..." Kata2 Heechul terputus karena ada suara pintu dibuka.

Krekk...

Pintu kelas dibuka dan sesosok namja tampan bertubuh tegap masuk. Choi Siwon, seorang guru muda yang menjadi incaran para yeoja di Kyunghee High School (maap nih, author nyontek nama SMA nya dari Universitasnya Kyuppa. Hehe, soalnya author masih lugu kalo namain SMA sendiri. Agak2 bingung gitu. Hehe mianhe ya, readers! m(_ _)m ).

"Annyeong, dongsaeng-ah," sapa Siwon dengan senyuman mautnya. Para yeoja yang ada di kelas itu, terkecuali Songhee, langsung terhipnotis dengan senyuman menawan milik Siwon.

"Ne, annyeong, Siwon oppa...." Serempak, para yeoja membalas sapaan Siwon. O ya, disini Siwon dan para murid memanggil dengan panggilan akrab, seperti: 'dongsaeng, oppa, hyung' karena umur Siwon yang hanya beda 3 tahun dengan anak didiknya.

"Hari ini kita akan belajar memasak ayam panggang. Keluarkan buku catatan kalian. Minggu depan kita praktek memasak ayam panggang," perintah Siwon. Lho? Memasak? Oo... Ternyata Siwon seorang guru memasak.

Saat semua anak sedang sibuk mencatat, perhatian Siwon tertumbuk ke seorang yeoja yang sedang tenang menulis. Sesekali yeoja itu mengusap pipinya. Dia.... Sedang menangis?? pikir Siwon.

'Songhee-ah, kenapa kau menangis? Aku ingin memelukmu, Songhee-ah. Disaat kau menangis seperti itu.' Pikir Siwon sambil terus memperhatikan Songhee yang sedang menghapus air matanya.

oOo

"Songhee-ah," panggil Siwon setelah pelajaran selesai. Songhee menghampiri Siwon.

"Ne, waeyo Siwon oppa?"

"Tadi, kulihat kau menangis. Wae?" Pertanyaan Siwon membuat Songhee tercengang sesaat. Bagaimana mungkin Siwon oppa mengetahui kalau aku menangis?

"Ah, itu... Aku hanya kelilipan kok! Hehehe," jawab Songhee bohong. Siwon menatap Songhee cemas. Walaupun Songhee menjawab dengan yakin, tapi matanya tak bisa berbohong. Dan Siwon menyadari itu.

"Songhee-ah, gwenchana?"

"Gwenchanayo, oppa. Mian, oppa, bolehkah aku duduk kembali?" Songhee memecah lamunan Siwon. Siwon tergagap.

"Ah, n... Ne. Silakan." Siwon mempersilakan Songhee duduk. Sementara itu pikirannya terus terarah ke Songhee.

Krekk

Pintu dibuka, dan seorang namja keren tinggi masuk. Namja itu berjalan ke arah kursi Heechul dan Songhee. Songhee mengenal namja itu, karena dulu satu klub basket. Dan namja itu bernama Cho Kyuhyun, anak kelas 1-B.

"Songhee noona, bisa kita bicara sebentar?" Kyuhyun bertanya dengan air muka yang tak bisa ditebak. Songhee yang lagi ngobrol sama Heechul mengangguk.

"Ada apa?" Tanya Songhee. Kyuhyun menunduk.

"Noona, kudengar kau sudah putus dengan Sungmin hyung ya?"

"Ne." Jawab Songhee pelan.

"Noona, ssa... Sa..." Kyuhyun mendadak jadi gagap. Songhee memiringkan kepalanya.

"Mwo? Sa?"

"Ssa... Saranghae...." Kyuhyun berkata pelan sambil menunduk. Songhee tersenyum kecil.

"Mianhae, Kyuhyun-ah," kata Songhee sambil mengacak2 rambut Kyuhyun. Kyuhyun mengangkat wajahnya. Dilihatnya Songhee sedang menatapnya dengan tatapan seorang noona terhadap dongsaengnya.

"Noona....,"

"Mianhae, Kyuhyunnie. Aku tidak bisa jadi yeojachingu mu. Mianhae, Kyuhyunnie...," kata Songhee sambil sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Gwenchanayo, noona. Noona, apakah aku boleh menjadi sahabatmu?"

"Ne, Kyuhyunnie," jawab Songhee sambil tersenyum manis.

"Gamsahamnida, noona. :) Ah, noona, aku harus kembali ke kelas. Annyeong." Kata Kyuhyun sambil melambaikan tangannya dan berjalan ke kelasnya. Songhee hanya tersenyum, lalu masuk ke kelas.

"Songhee-ah, kau ditembak Kyuhyun ya?" Tanya Heechul ketika Songhee duduk. Songhee mengangguk.

"Ne. Sebetulnya, oppa, aku lelah dengan semua ini," kata Songhee. "Aku, sebenarnya, ah, sudahlah."

"Waeyo? Katakan saja padaku."

"Ani. Tidak bisa, oppa." Songhee menggeleng. Jelas saja, tidak mungkin dia mengatakan kalau dia sebetulnya agak menyukai Heechul.

"Songhee-ah, sa-rang-he" ucap Heechul pelan sekali, tapi Songhee masih bisa mendengarnya.

"Heechul oppa, tadi kau bilang apa?" Tanya Songhee. Muka Heechul merah padam.

"Eh? Tadi aku ngomong sesuatu ya? Ah, kau hanya salah dengar, Songhee-ah!" Heechul berusaha menutupi. Tapi Songhee masih tidak percaya.

"Don't lie, Kim Heechul," kata Songhee sambil melayangkan tatapan death glare miliknya. Dan hal itu ampuh membuat seorang Kim Heechul jujur.

"Ne, ne! Tadi aku bilang sesuatu! Darn, hentikan tatapan death glare mu itu ke aku!"

"Okay. Tapi, kau harus jujur dulu! Apa yang tadi kau katakan?? Kalau menurut pendengaranku, sih, kau mengatakan...," Songhee menghentikan kata2nya. Wajahnya merona merah. Begitupun Heechul.

"Songhee-ah, aku... Aku.... Sa., sa, saranghaeyo," ucap Heechul pelan sekali. Songhee mengangkat wajahnya.

"Mwo? Oppa, apakah kita bisa bicarakan hal ini di perpustakaan?"

"Ne."

"Kajja!" Ajak Songhee sambil menarik tangan Heechul menuju perpustakaan.

Di perpustakaan~

"Oppa, aku, tidak tau harus bagaimana lagi. Tapi, oppa, mungkin, ah, nado saranghae, Chullieppa." Perkataan Songhee seakan membuat jantung Heechul berhenti berdetak.

"Mwo??"

"Ne, saranghae, Heechul oppa............," Songhee tampak menundukkan kepalanya.

"Songhee-ah, maukah kau menjadi yeojachingu ku?"

"Oppa, I want...," kata Songhee pelan. Ditatapnya mata Heechul.

"Gamsahamnida, Songhee-ah."

"Ne, cheonmaneyo, Oppa.. Saranghaeyo."

Tiba2 Heechul berdiri, Songhee menatap Heechul dengan tatapan kau-mau-kemana-oppa.

"Aku mau ke kantin. Aku lapar. Kau mau ikut?" Kata Heechul seolah mengerti tatapan Songhee. Dia mengulurkan tangannya kepada Songhee.

Songhee mengangguk lalu menyambut uluran tangan Heechul. Mereka berdua pun berjalan bersama ke kantin.

Di kantin~

Semua anak yang ada di kantin menatap Heechul dan Songhee bingung. Bagaimana bisa seorang Charming Princess Kim Songhee jalan bersama seorang Kim Heechul, namja yang kesehariannya biasa aja. Yah, meskipun mereka itu sahabat, dan sudah sering melihat Songhee dan Heechul jalan bareng, tapi-mungkin-karena Heechul yang menggandeng tangan Songhee yang kayaknya mesra.

Tiba2 Sungmin yang lagi makan ramen tersedak karena melihat pemandangan itu.

"Uhuk!!"

"Waeyo, Sungmin-ah? Pelan2 makannya!" Kata Kangin sambil menepuk2 punggung Sungmin. Sungmin menggeleng sambil-sebisa mungkin-tersenyum.

"Gwenchana, Kangin hyung. Hehehehe... Mian miaaaan!" Kata Sungmin sambil cengengesan, tapi matanya terus terarah ke sosok Songhee dan Heechul yang lagi pesan makanan.

"Eh, bukannya itu Kim Songhee pacarmu ya?" Tanya Yesung. Sungmin mengedikkan bahu.

"Sudah putus," katanya cuek. Kali ini Yesung dan Kangin yang tersedak.

"Mwo?? Kapan??" Tanya Yesung sambil meminum teh dinginnya. Sungmin menjawab sambil mulutnya tidak berhenti mengunyah.

"Kemarin."

"Hoo...." Yesung hanya ber'hoo' panjang. Sungmin mengangguk.

"Ne."

Mata Sungmin kembali ke arah Songhee dan Heechul yang lagi makan bareng dengan-agak-mesra. Dulu, dia dan Songhee juga seperti itu. Makan berdua, kemana2 berdua.

Dilihatnya juga Heechul sedang mengelap sudut bibir Songhee yang belepotan kuah ramen. Sungguh membuat hatinya sakit.

'Songhee-ah, segitu cepatnya kah kau melupakanku? Andai saja kau tau, Kim Songhee, aku masih mencintaimu....' Sungmin menunduk dan melihat ramen di mangkuknya masih penuh. Tapi, dia sudah tidak berselera makan lagi karena melihat Songhee dan Heechul.

"I'm finished. I'm so full..," kata Sungmin bohong. Padahal sebetulnya dia masih lapar. Kangin menatapnya heran.

"Waeyo, Sungmin-ah? Tumben kau tidak makan 2 mangkuk hari ini?"

"Hahaha, ani, Kangin hyung. Aku hanya lagi malas makan saja kok. Hehe," jawab Sungmin seadanya. "Aku mau beli minum dulu, ya."

"Ne," kata Yesung.

Saat membeli minuman, tiba2 mata Songhee dan Sungmin berpandangan. Songhee menatap mata Sungmin lama, begitupun sebaliknya. Sampai seorang penjual menegur Sungmin.

"Ya! Nak, kau mau beli apa? Jangan bengong!" Kata penjual itu. Sungmin langsung tersadar dan menatap si penjual. Wajahnya bersemu karena malu.

"Mian, ahjussi, aku mau beli coca cola ya." Kata Sungmin sambil memberikan uang 1000 won (author ngasal, soalnya gak ngerti kalo tentang won). Si penjual mengambil sebotol cola dan memberikannya kepada Sungmin. Sungmin menerima cola pesanannya dan berjalan ke arah Songhee.

"Gamsa, ahjussi," kata Sungmin sebelum berjalan ke arah Songhee yang lagi beli coklat batang.

"Songhee-ah, kita perlu bicara, ayo." Sungmin menarik tangan Songhee dan berjalan ke arah belakang sekolah. Songhee memberontak.

"Oppa! Lepaskan aku! Oppa!!"

"Aniyo, Songhee-ah. Kita PERLU bicara. Hanya sebentar," Sungmin menekankan kata 'PERLU' sambil tangannya terus mencengkeram pergelangan tangan Songhee kuat. Songhee mencari2 Heechul diantara kerumunan anak yang di kantin. Tapi matanya tak menemukan Heechul.

'Chullie oppa, help me! Chullie oppa!!!!'

oOo

Di belakang sekolah~

"Waeyo, Sungmin oppa?" Tanya Songhee lembut. Seungmin menatap mata Songhee tajam.

"Songhee-ah, kau, pacaran dengan Heechul?"

"Ne, waeyo?" Tanya Songhee lagi. Sungmin terbelalak.

"Mwo?? Secepat itukah kau melupakanku, Songhee-chan?" Tanya Sungmin lirih. Kini matanya tidak menatap tajam mata Songhee lagi, melainkan berubah sedih.

"Mianhe, oppa, tapi aku harus melupakanmu, karena aku tidak mau terkurung dalam bayangan masa lalu," jawab Songhee tenang. Sungmin menunduk.

"Songhee-ah, saranghaeyo. Kumohon, kembali kepadaku.......," kata Sungmin yang membuat Songhee terkejut.

"Mianhe, oppa, mianhe, tapi aku sudah memiliki Heechul oppa. Mianheyo, Minnie oppa..," Songhee terkejut dengan nama panggilannya kepada Sungmin. Begitupun Sungmin.

"'Minnie'? Kau masih mengingat nama panggilan kita dulu, Songhee-chan?"

Songhee mengangguk cepat. Saat itu juga Sungmin memegang pergelangan tangan Songhee dan menarik Songhee ke pelukannya. Songhee terkejut, sangat. Sungmin mempererat pelukannya.

"Sungmin oppa! Apa yang kau lakukan?? Lepaskan aku," ucap Songhee lirih. Sungmin masih memeluk Songhee, lalu berbisik.

"Songhee-ah, saranghaeyo. Saranghae."

"Sungmin oppa," belum selesai ucapan Songhee, tiba2 ada seseorang yang berdehem di belakang Songhee. Sungmin langsung melepas pelukannya kepada Songhee.

"Ehem. Sepertinya ada yang sedang asik pacaran. Aku mengganggu ya? Maaf sudah mengganggu kalian." Heechul berkata dingin. Songhee pucat.

"Mianhe, Chullie oppa, mianhe, mianhe," berulang kali Songhee berucap kata maaf, tapi sepertinya Heechul tidak menerima kata maaf yang keluar dari mulut Songhee. Heechul malah berjalan ke arah Songhee, dan sangat tak terduga, Heechul mengacak2 poni Songhee, lalu tersenyum lembut.

"Songhee-ah, gwenchana. Angkat wajahmu. Sebetulnya, Sungmin-ah, Songhee-ah, aku tidak benar2 pacaran dengan Songhee. Karena kami ingin melihat kalian bahagia lagi." Heechul masih tersenyum. Songhee dan Sungmin bingung.

"Kami?" Tanya Songhee dan Sungmin bersamaan. Lalu dari belakang Heechul muncul dua orang manusia, yaitu Yesung dan Kangin.

"Ne, kami lah yang membuat scene ini. Hihihi, mianhe, Songhee-ah, Sungmin-ah. Sekarang kalian bisa menikmati saat2 berdua lagi. Ayo, Heechul-ah!" Kata Yesung sambil menarik tangan Heechul dan berlalu pergi. Sekarang hanya tinggal Songhee dan Sungmin yang ada di belakang sekolah.

"Ah, Chullie oppa, apa maksudnya ya?" Tanya Songhee kepada dirinya sendiri. Sungmin menoleh ke Songhee yang ada di sampingnya.

"Songhee-ah, saranghaeyo. Maukah kau kembali padaku?" Tanya Sungmin. Songhee tampak berpikir.

"Aku, butuh waktu, oppa."

"Songhee-chan, apakah kau masih mencintaiku?"

"Molla."

"Songhee-chan, please come back to me.,"

"Oppa," Songhee speechless.

oOo

2 hari kemudian~

"Minnie oppa!" Teriak Songhee. Yang dipanggil menyahut.

"Songhee-chan!"

Songhee berlari kecil menyusul Sungmin. Lalu Sungmin menggandeng tangan Songhee.

Ya, mereka berdua sudah balikan. Dan kini, Sungmin menemukan apa yang selama ini dia cari, begitu juga Songhee.

Cinta sejati mereka berdua, sekarang sudah ditemukan.

"Oppa, never let me go again."

"Ne, Songhee-chan. The memories are beautiful never let you go.."

*END*

Finally!! Satu fic selesai!! XD

Ternyata fic ini happy ending! Padahal maunya author, sih, sad ending! Eh malah happy ending begini. Hahah gapapalah! Kasian Minnie oppa nanti :p

hihi, sudah dulu yaa! Annyeong! Lain kali saya bakal muncul dengan fic yg lebih bagus. Sipp (y)
m(_ _)m

Kalau bisa, comment or review yaa! ^^ ma'achiii :*